Teknologi
Rabu, 26 Februari 2014 - 02:43 WIB

Mars One Inginkan Kaum Muslim Turut ke Mars

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Planet Mars (Nasa.gov)

Solopos.com, SOLO – Menyusul terbitnya fatwa organisasi muslim di Uni Emirat Arab yang melarang umat Islam mengikuti misi ke Mars, Mars One selaku badan pelaksana misi tersebut membeberkan keinginan yang justru ingin agar kaum muslim turut dalam misi tersebut.

Saat dikutip Solopos.com di laman berita Telegraph, Senin (24/2/2014), Mars One selalu organisasi nonprofit yang menyelanggarakan misi itu menyatakan seharusnya umat Islam ikut serta dalam misi itu sebagaimana budaya Islam yang selalu mengeksplorasi setiap ilmu pengetahuan. Mereka juga mengatakan misi itu telah sesuai dengan apa yang telah tercantum dalam Alquran yang menganjurkan untuk melihat tanda-tanda ciptaan Allah di langit dan di Bumi.

Advertisement

Mars One mengatakan salah satu penjelajah muslim asal Maroko, Ibnu Battuta, adalah salah seorang contoh penjelajah yang patut ditiru. Ibnu Batuta setidaknya telah mengarungi perjalanan sejauh 73.000 mil yang berarti setara dengan 44 negara di tahun 1325-1355.

“Misi ke Mars adalah sebuah perjalanan yang belum pernah dilakukan sebelumnya, pemukim pertama akan mengikuti jejak Ibnu Battuta, Marco Polo, Neil Amstrong, dan beberapa penjelajah besar lainnya dalam sejarah,” ungkap juru bicara Mars One.

Sebelumnya, organisasi Islam yang bermarkas di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, General Authority of Islamic Affairs and Endowment (GAIAE), mengeluarkan fatwa larangan bagi siapa pun tinggal di Planet Mars. Alasan organisasi besar itu mengeluarkan fatwa tersebut adalah karena mereka berpendapat mencoba hidup di Planet Merah tersebut sangat penuh risiko dan membahayakan nyawa.

Advertisement

GAIAE mengingatkan sengaja mengancam keselamatan nyawa dinilai sama saja dengan bunuh diri yang tidak diizinkan oleh Islam.  Mars One merupakan salah satu misi yang merencanakan mendirikan sebuah koloni di Mars. Misi itu didahului dengan pendaratan pesawat tak barawak sebagai suatu bentuk persiapan yang akan dilanjutkan dengan pendaratan manusia.

Dikutip Daily Mail, setidaknya ada sekitar 200.000 orang yang mendaftar dalam misi itu, termasuk di antara mereka 500 penduduk Uni Emirat Arab. Misi tersebut dijadwalkan terealisasi pada tahun 2025.

 

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif