Jogja
Rabu, 19 Februari 2014 - 11:29 WIB

Terminal Dhaksinarga Masih Penuh Abu, Pengunjung Mengeluh

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Terminl Dhaksinarga Gunungkidul masih penuh abu vulkanik. (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Abu vulkanik dari Gunung Kelud, Jawa Timur masih menyelimuti kawasan terminal Dhaksinarga, Wonosari.

Meski hujan abu sudah berlalu sejak lima hari lalu, namun debu vulkanik yang menempel belum dibersihkan sehingga mengganggu kenyamanan pengunjung maupun pedagang.

Advertisement

Abu vulkanik terlihat di tempat pemberhentian bus angkutan desa (Angkudes) maupun lokasi pemberhentian bus malam di sisi timur terminal. Abu setebal sekitar tiga sentimeter itu masih terhampar di dalam maupun di jalur akses masuk dan keluar kendaraan dari terminal.

“Ini ruang publik yang banyak dikunjungi orang kok tidak dibersihkan,” ujar Heri Susilo, salah satu pengunjung yang sedang menugggu keberangkatan bus malam.

Setengah jam lamanya Heri menunggu keberangkatan bus yang akan dia tumpangi untuk tujuan ke Serpong, Tangerang. Sejak saat itu pula dia tidak lepas dari masker kain syalnya.

Advertisement

Keluhan yang sama juga diungkapkan pengunjung lainnya Suyatno. Dia mengaku kecewa dengan kondisi tersebut. Menurutnya, ruang publik yang merupakan akses utama keluar masuk orang dari dan menuju Gunungkidul seharusnya diperhatikan kebersihannya. “Kalau begini kondisinya bisa menggagu kesehatan,” ucap dia.

Buka hanya pengunjung, para pedagang di terminal juga mengeluhkan hal yang sama. “Duh kalau kendaraan maju abunya kemana-mana yang mau makan juga tidak betah,” kata Yulida, pedagang nasi dan kelontong yang berdekatan dengan lokasi pemberhentian bus malam.

Ketua Perserikatan Unit Kerja (PUK) Terminal Dhaksinarga, Budiono menyatakan, pihaknya sudah berkali-kali mengajukan permintaan penyemprotan kepada Pemkab Gunungkidul namun hingga kini belum ada tanggapan.

Advertisement

Beberapa pengurus terminal berinisiatif memanfaatkan air PDAM yang mengalir di sekitar terminal namun hal itu tidak cukup membantu. Sebab luas terminal hampir mencapai 5 hektare. “Cuma cukup pinggir-pinggirnya saja,” kata Budiono.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif