Soloraya
Minggu, 16 Februari 2014 - 11:14 WIB

Penggunaan Melonjak, Air PDAM Wonogiri dan Karanganyar Macet!

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi air PDAM (JIBI/Solopos.com/Dok.)

Solopos.com, WONOGIRI– Penggunaan air perusahaan daerah air minum (PDAM) di wilayah Solorya melonjak menyusul konsumsi air untuk menghilangkan abu vulkanik. Di saat penggunaan air melonjak, aliran air PDAM di Karanganyar dan Wonogiri justru macet.

Di wilayah Jaten, Karanganyar air PDAM macet sejak Jumat (14/2/2014 lalu), sejumlah pelanggan PDAM Karanganyar mengeluhkan hal tersebut ke Radio Solopos FM, Minggu (16/2/2014).

Advertisement

Pelanggan air Perusahaan Daerah Air Minum Giri Tirta Sari (PDAM GTS) Wonogiri dari berbagai wilayah di Kecamatan Wonogiri Kota juga mengeluhkan tak lancarnya aliran air alias crat-crit dari perusda tersebut. Tak lancarnya aliran air terjadi sejak Jumat pascaerupsi Gunung Kelud, Kediri, Jawa Timur.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Sabtu (15/3), pelanggan PDAM kecewa dengan layanan perusda milik Pemkab Wonogiri. Pelanggan yang mengeluhkan aliran tak lancar terjadi di Kelurahan Wonokarto, Kelurahan Wonoboyo, Desa Purworejo, Desa Pokoh Kidul, Kelurahan Giritirto maupun Kelurahan Giriwono, kesemuanya di Kecamatan Wonogiri.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Sabtu (15/3), pelanggan PDAM kecewa dengan layanan perusda milik Pemkab Wonogiri. Pelanggan yang mengeluhkan aliran tak lancar terjadi di Kelurahan Wonokarto, Kelurahan Wonoboyo, Desa Purworejo, Desa Pokoh Kidul, Kelurahan Giritirto maupun Kelurahan Giriwono, kesemuanya di Kecamatan Wonogiri.

“Saya terpaksa mandi di kantor karena air PDAM tak mengalir,” ujar Tanti, warga Wonokarto.

Menurutnya, kemacetan air PDAM sudah terjadi sejak Jumat sore dan berlanjut Sabtu pagi. “Jumat malam, aliran air muncul tetapi tadi pagi (Sabtu) mau menghidupkan keran air tidak mengalir.”

Advertisement

Terpisah, Direktur PDAM Wonogiri, Sumarjo menjelaskan, hari pertama erupsi Gunung Kelud atau Jumat (14/2) salah satu sumber air di Kabupaten Karanganyar tercemar. “Agar pelanggan tidak berdampak, akibat air tercemar abu vulkanis maka sumber dari dari Karanganyar sengaja dihentikan. Solusinya, kebutuhan air bagi pelanggan dicukupi dari air Waduk Gajah Mungkur Wonogiri dan sumber air milik PDAM.”

Namun, ujarnya, ketersediaan air belum mampu memenuhi kebutuhan pelanggan. “Hari biasa, debit air yang dialirkan sebesar 80 mililiter per detik tetapi semenjak Sabtu ditambah menjadi 100 mm/detik.”

Mantan Camat Slogohimo ini menduga, kekuranglancaran aliran air dikarenakan terjadi puncak pemakaian air. “Jumat sore, pegawai dan teknisi sudah memantau jaringan perpipaan. Pengecekan perpipaan dimaksudkan untuk mendeteksi kemungkinan terjadi pergeseran sehingga sambungan putus atau bocor. Kenyataannya, semua pelanggan memegang selang untuk membersihkan lingkungan rumah.”

Advertisement

Sumarjo menduga, beban puncak menjadi kendala aliran air tak sampai di titik paling bawah, seperti Kelurahan Wonokarto dan sekitarnya. “Jika pelanggan mau bangun tengah malam, aliran air bisa lancar karena tak banyak yang menggunakan. Booming pemakaian menyebabkan ketidaklancaran aliran air. Di PDAM stok air cukup.”

Bupati Wonogiri, Danar Rahmanto meminta maaf atas ketidaklancaran l;ayanan air dari perusda milik pemkab. “Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan aliran air PDAM. Pegawai di PDAM sudah berusaha maksimal namun kenyataan berbeda. Semua disel milik PDAM sudah diaktifikan tetapi belum mampu memenuhi kebutuhan pelanggan.”

WONOGIRI-Pelanggan air Perusahaan Daerah Air Minum Giri Tirta Sari (PDAM GTS) Wonogiri dari berbagai wilayah di Kecamatan Wonogiri Kota mengeluhkan tak lancarnya aliran air alias crat-crit dari perusda tersebut. Tak lancarnya aliran air terjadi sejak Jumat pascaerupsi Gunung Kelud, Kediri, Jawa Timur.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Espos, Sabtu (15/3), pelanggan PDAM kecewa dengan layanan perusda milik Pemkab Wonogiri. Pelanggan yang mengeluhkan aliran tak lancar terjadi di Kelurahan Wonokarto, Kelurahan Wonoboyo, Desa Purworejo, Desa Pokoh Kidul, Kelurahan Giritirto maupun Kelurahan Giriwono, kesemuanya di Kecamatan Wonogiri.

“Saya terpaksa mandi di kantor karena air PDAM tak mengalir,” ujar Tanti, warga Wonokarto.

Menurutnya, kemacetan air PDAM sudah terjadi sejak Jumat sore dan berlanjut Sabtu pagi. “Jumat malam, aliran air muncul tetapi tadi pagi (Sabtu) mau menghidupkan keran air tidak mengalir.”

Hal sama disampaikan Sapto, warga Desa Pokoh Kidul maupun Yanto, warga Kelurahan Giritirto. Keduanya menjelaskan, aliran air PDAM kecil tidak seperti biasa. “Hari biasa, air mengalir cukup keras begitu keran dibuka tetapi sejak Jumat tidak terjadi lagi. Kami kesusahan untuk membersihkan halaman rumah dari abu vulkanis,” jelas Sapto.

Terpisah, Direktur PDAM Wonogiri, Sumarjo menjelaskan, hari pertama erupsi Gunung Kelud atau Jumat (14/2) salah satu sumber air di Kabupaten Karanganyar tercemar. “Agar pelanggan tidak berdampak, akibat air tercemar abu vulkanis maka sumber dari dari Karanganyar sengaja dihentikan. Solusinya, kebutuhan air bagi pelanggan dicukupi dari air Waduk Gajah Mungkur Wonogiri dan sumber air milik PDAM.”

Namun, ujarnya, ketersediaan air belum mampu memenuhi kebutuhan pelanggan. “Hari biasa, debit air yang dialirkan sebesar 80 mililiter per detik tetapi semenjak Sabtu ditambah menjadi 100 mm/detik.”

Mantan Camat Slogohimo ini menduga, kekuranglancaran aliran air dikarenakan terjadi puncak pemakaian air. “Jumat sore, pegawai dan teknisi sudah memantau jaringan perpipaan. Pengecekan perpipaan dimaksudkan untuk mendeteksi kemungkinan terjadi pergeseran sehingga sambungan putus atau bocor. Kenyataannya, semua pelanggan memegang selang untuk membersihkan lingkungan rumah.”

Sumarjo menduga, beban puncak menjadi kendala aliran air tak sampai di titik paling bawah, seperti Kelurahan Wonokarto dan sekitarnya. “Jika pelanggan mau bangun tengah malam, aliran air bisa lancar karena tak banyak yang menggunakan. Booming pemakaian menyebabkan ketidaklancaran aliran air. Di PDAM stok air cukup.”

Bupati Wonogiri, Danar Rahmanto meminta maaf atas ketidaklancaran l;ayanan air dari perusda milik pemkab. “Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan aliran air PDAM. Pegawai di PDAM sudah berusaha maksimal namun kenyataan berbeda. Semua disel milik PDAM sudah diaktifikan tetapi belum mampu memenuhi kebutuhan pelanggan.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif