News
Senin, 10 Februari 2014 - 04:41 WIB

PNPM Banjarsari Belajar Jurnalistik di Solopos

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Redaktur Solopos Ahmad Mufid Aryono (JIBI/Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Sukarelawan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan se-Kecamatan Banjarsari, Solo, Minggu (9/2/2014), mengikuti pelatihan jurnalistik di Griya Solopos, Jl. Adisupto 190, Solo. Materi dalam pelatihan jurnalistik tersebut digunakan para sukarelawan PNPM Banjarsari sebagai bekal pembuatan media warga di tiap-tiap kelurahan.

Fasilitator Senior PNPM Tim 37 Kecamatan Banjarsari, Eko Budi Prasojo mengatakan PNPM Banjarsari mempunyai program pengembangan media warga. Ia menjelaskan, pelatihan jurnalistik yang bekerja sama dengan Harian Umum Solopos itu menjadi bekal dalam pembuatan media warga tersebut.

Advertisement

“Kami mengundang 9 kelurahan, tapi hanya 7 kelurahan yang hadir. Masing-masing mewakilkan 3 anggota,” ujar dia ketika dijumpai Solopos.com, Minggu.

Menurut Eko, sebanyak 22 peserta yang mengikuti pelatihan jurnalistik pada hari itu. Merekalah yang nantinya merintis pembuatan media warga di wilayah masing-masing.

Meski demikian, Eko mengaku, belum menentukan jenis media yang akan diterbitkan oleh PNPM dalam waktu dekat. “Setelah pelatihan baru merencanakan mau seperti apa, bentuknya buletin, atau yang lainnya. Diharapkan juga minimal satu bulan sekali media warga bisa terbit,” terang dia.

Advertisement

Lebih lanjut menurut Eko, biaya seluruh proses pembuatan media warga senilai Rp3 juta. “Biaya itu termasuk pelatihan sampai biaya cetak,” ujar dia. Eko merasa optimistis dengan program media warga tahun ini. “Ada kemauan, cuma belum ada kemampuan. Jadi, kami membutuhkan pelatihan ini,” tambah dia.

Berdasar pantauan, materi pelatihan jurnalistik diberikan oleh redaktur Solopos Ahmad Mufid Aryono. Dalam pelatihan itu ia memberikan materi tentang penulisan berita, tugas wartawan, struktur organisasi media, dan lainnya. Menurutnya, media warga tidak harus berbentuk cetak namun juga bisa berupa media online.

“Media online untuk warga bisa berbentuk seperti blog. Melalui blog itu warga bisa menceritakan pengalaman mereka,” ujar dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif