SOLOPOS.COM - Mendiang H. Mohammad Lukminto (JIBI/Solopos/Dok.)
Solopos.com, SOLO — General Affairs Manager PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Basuki mengakui meninggalnya pendiri PT. Sritex H.M. Lukminto cukup mengejutkan pihak keluarga.
Betapa tidak? Lukminto pergi ke Singapura hanya untuk check up kesehatan. Ia pergi untuk selamanya. Namun kepergian lelaki yang lahir di Kertosono, 1 Juni 1946, dengan nama Ie Djie Shin itu sejatinya bukan tanpa firasat.
Sayangnya, firasat kepergian Lukminto itu disadari lambat laun oleh orang-orang terdekat setelah bos Sritex itu tiada. Termasuk oleh Basuki yang mengaku sempat berkomunikasi dengan Lukminto, sebelum almarhum pergi ke Singapura. “Bapak sempat bilang kepada saya, titip diewang-ewangi pabrik,” kata dia.
Sementara itu, Manajer Humas PT. Sritex Evi Febriana mempunyai cerita berbeda. “Selasa [4/2/2014] lalu saya ditelepon. Pak Lukminto bilang, Evi aku balik Jumat langsung ke pabrik. Eh ternyata betul, ternyata saya dipamiti. Jumat [dini hari] itu kan waktu ketika jenazah tiba di pabrik untuk disalatkan,” ujar Evi.
Firasat meninggalnya Lukminto, sambung Evi, belakangan juga diketahui dalam buku paspor. Cap dari kantor imigrasi dibubuhkan pada halaman terakhir buku paspor Lukminto.
“Padahal masih ada beberapa lembar kertas sebelum menginjak halaman terakhir. Biasanya jika tinggal satu lembar begitu kan petugas kantor imigrasi maunya ganti buku,” tambah dia.
Evi menganggap hal itu termasuk tanda kepergian Lukminto. Dia juga tak habis pikir lembar terakhir tempat dibubuhkan stempel kantor imigrasi itu tepat berada di halaman 47. “Itu tepat dengan usia pabrik [PT Sritex]. Soalnya kan baru Agustus kemarin peringatan ke-47 ulang tahun pabrik,” ujar dia dengan mimik heran.