Entertainment
Senin, 10 Februari 2014 - 23:40 WIB

KONSER GAMELAN AKBAR : Vastenburg Saksi Blacius Subono Vs Dedek Wahyudi

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi gamelan (Jambitourism.co.id)

Solopos.com, SOLO — Keberadaan gamelan di tanah kelahirannya berada pada kondisi antara ada dan tiada. “Ada” saat di tataran akademi seni, dan “tidak ada” ketika melihat posisinya yang minoritas di tengah selera masyarakat.  Ironi inilah yang kemudian membuat pemerhati gamelan yang tergabung dalam Komunitas Lestari Gamelan, tergerak membuat Konser Gamelan Akbar di pelataran Benteng Vastenburg, Sabtu (15/2/2014) malam.

Ajang pertunjukan gratis ini bakal menampilkan tanding gending antara dua komposer kenamaan yang dimiliki Kota Solo, Blacius Subono dan Dedek Wahyudi. Berbeda dengan konsep battle dalam tradisi hip hop, mabarung di Bali, dan carok di Banyuwangi yang menyisakan satu pemenang, tanding gending menjadi ajang unjuk kreativitas dan kemampuan teknis bagi dua komposer yang telah malang melintang di pentas musik gamelan ini.

Advertisement

Ketua Komunitas Lestari Gamelan, Begog Djoko Winarso, mengatakan dirinya sempat emosi saat salah satu jurnalis seni dan budaya asal Amerika Serikat pamer bahwa di negaranya gamelan sudah bisa menjadi bahan rujukan pembelajaran. Menurutnya, saat ini sudah ada 49 negara bagian di Amerika Serikat yang sudah punya gamelan. Beberapa di antaranya, lanjut Begog, dimainkan pelajar.

“Dia bilang negaranya sudah punya komunitas gamelan. Dia sempat menyampaikan suatu hari Jawa akan belajar gamelan di sana. Saya amati faktanya gamelan di Solo sendiri dianaktirikan. Solo tanpa eksistensi gamelan sendiri kurang greng jadi Kota Budaya,” tandas inisiator acara ini saat menggelar jumpa pers di Rumah Makan Pak Ndut Kepatihan Kulon, Banjarsari, Solo, Senin (10/2/2014).

Konseptor Pergelaran, Joko S. Gombloh, mengatakan keberadaan komposer gamelan asal Solo menjadi acuan di banyak daerah. Ironisnya, lanjut Gombloh, gamelan sendiri tidak memiliki ruang apresiasi di rumahnya sendiri. Melalui tema Reinventing Gamelan yang diusung konser ini, Gombloh berharap penonton bisa menemukan kembali makna gamelan.

Advertisement

“Lewat konser ini penonton diajak menemukan kembali makna gamelan yang seolah-olah sudah tidak ada. Para apresiator juga diajak berziarah budaya untuk melihat pertunjukan dua komposer besar ini,” urainya.

Dalam satu panggung utama gamelan slendro pelog, masing-masing komposer akan menampilkan tiga komposisi garapannya bersama penyanyi Sruti Respati dan kelompok teater tari Sahita. Dedek Wahyudi bakal menampilkan komposisi Gatra Mutiara, Nusantara Indah, dan Demo Bonang. Sedangkan Blacius Subono akan menampilkan gending klasik, gending yang sempat menjadi branding pariwisata Kota Solo, dan permainan laras slendro pelog bertajuk Lingga-Yoni.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif