Soloraya
Jumat, 7 Februari 2014 - 03:11 WIB

SLAMET GUNDONO MENINGGAL : Seniman Berdoa dan Berdiskusi Peringati 40 Hari Meninggalnya Slamet Gundono

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mendiang Slamet Gundono (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SOLO — Kepergian dalang wayang suket Slamet Gundono, Minggu (5/1/2014) lalu, meninggalkan warisan sumbangsih ide, pemikiran, dan kekaryaan seniman lintas disiplin di jagad kesenian. Banyak rekan senimannya yang mengaku terinspirasi rekam jejak seniman penggagas Komunitas Wayang Suket itu.

Lakon Kelingan Lamun Kelangan menjadi momentum bersejarah bagi Slamet Gundono yang pada 1997 lalu mementaskan wayang suket secara perdana. Pementasan yang diadaptasi dari Banjaran Karna ini mengingatkan banyak orang yang kadang baru punya rasa memiliki setelah merasa kehilangan.

Advertisement

Kreativitasnya melahirkan konsep baru dan keberanian mendobrak tradisi inilah yang dianggap sejumlah rekan seniman sebagai tonggak bersejarah mengenang seniman asal Tegal ini. Untuk menghormati kepergiannya yang hampir menginjak 40 hari, sejumlah seniman dari berbagai daerah bakal memberikan doa bersama dalam berbagai bentuk pertunjukan.

Komunitas Tanggul Budaya pimpinan Joko Bibit Waluyo bakal mengawali persembahan doa untuk Gundono di Sanggar Tanggul Budaya pada Minggu (9/2/2014). Sejumlah komunitas seni dan budaya asal Pekalongan, Surabaya, Gresik, Klaten, dan Solo bakal ikut dalam kegiatan yang dihelat mulai pukul 10.00 WIB-23.00 WIB ini.

Advertisement

Komunitas Tanggul Budaya pimpinan Joko Bibit Waluyo bakal mengawali persembahan doa untuk Gundono di Sanggar Tanggul Budaya pada Minggu (9/2/2014). Sejumlah komunitas seni dan budaya asal Pekalongan, Surabaya, Gresik, Klaten, dan Solo bakal ikut dalam kegiatan yang dihelat mulai pukul 10.00 WIB-23.00 WIB ini.

Rangkaian acaranya diawali dengan diskusi karya Gundono ditilik dari sudut pandang umum dan teater. Rangkaian acara disambung dengan pentas monolog dari Galuh Tulus Utama (Gresik), Teater Ruang (Solo), komunitas seni asal Sangiran, dan Teater Reakses (Pekalongan). Setelah itu digelar tahlilan dipimpin Komunitas Gusdurian Klaten. Acara ditutup dengan pentas dari Borneo Syndicate dan Teater Kusuma (Surabaya).

“Acara kami gelar selama satu hari. Intinya kami ingin mengenang dan mengirimkan doa untuk almarhum Slamet Gundono,” terang Joko Bibit Santoso, Pegiat Komunitas Tanggul Budaya, ketika berbincang dengan Solopos.com, Kamis (6/2/2014).

Advertisement

Diskusi yang digelar mulai pukul 09.00 WIB-12.00 WIB akan membedah karya Slamet Gundono ditilik dari sudut pandang tari, teater, pedalangan, dan musik. Di sela acara digelar pemutaran dokumentasi pertunjukan Slamet Gundono karya Garin Nugroho dan pameran fotografi.

Puncak acara digelar Umbul Donga Nyawiji Gusti, Kelingan Lamun Kelangan di pendapa setempat, Kamis, mulai pukul 18.00 WIB. Rangkaian acara akan diisi Donga Bocah dari kelompok anak bersama Woro. Donga Simbok diwaliki Sahita, Alahndilalah, dan kelompok simbok. Donga Musikan diwakili kelompok musik Gondrong Gunarto. Sedangkan Donga Amataya diwakili Eko Pece.

Donga Wayang Suket akan diwakili Komunitas Wayang Suket, Kelompok Gendut, menggandeng Elisabeth, Jen Syu, Nanang HP, Elly D Luthan, Mugiyono Kasido, Garin Nugroho, Endah Laras, dan S. Permadi. Sedangkan Donga Budaya akan dipimpin Romo Sindhu, Gus Mus, dan Suprapto Suryodarmo.

Advertisement

Pentas musisi Djadug Ferianto bersama Sruti Respati dan Dewa Bujana akan membawakan kolaborasi spontan di panggung. Gelaran ditutup dengan pentas dari Miroto Dance Company (Jogja).

“Pertunjukan ini kami dedikasikan sebagai penghormatan untuk almarhum. Yang kami libatkan dalam acara ini semuanya seniman yang pernah bersinggungan dengan Slamet Gundono. Selain mengenang, kami juga menggelar doa bareng,” ujar Sri Lestari, salah satu koordinator kegiatan saat berbincang di TBJT, Rabu (5/2/2014).

Sementara itu, komunitas seniman asal Tegal juga menyelenggarakan pentas penghormatan bagi Slamet Gundono di Gedung Wanita Tegal, Sabtu (15/2) malam. “Mereka nanti akan memberikan penghormatan dengan membawakan karya musik garapan Mas Slamet,” kata Sri Waluyo, kerabat Slamet Gundono, saat dihubungi Kamis sore.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif