Soloraya
Jumat, 7 Februari 2014 - 13:56 WIB

LONGSOR BOYOLALI : Rawan, Rumah Korban Longsor Dibongkar Total

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah warga bekerja bakti di lokasi rumah korban bencana tanah longsor di Dukuh Ngargosari, Desa Cabean Kunti, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jumat (7/2/2014). (JIBI/Solopos/Septhia Ryanthie)

Solopos.com, BOYOLALI--Rumah Wiro Tinoyo, 60, warga Dukuh Ngargosari, Desa Cabean Kunti, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali yang tertimpa longsor akibat ambrolnya talut pekarangan rumah tetangganya, Cokro Rejo, Kamis (6/2/2014), terpaksa dibongkar total. Sebab kondisi rumah yang rusak parah itu dinilai rawan jika saat ini ditinggali.

Untuk sementara ini, Wiro dan keluarganya tinggal di rumah salah satu anaknya, Sugito, 43, tak jauh dari rumah korban. Tak berbeda dengan Sutomo dan keluarganya, untuk sementara ini juga tinggal di rumah kerabatnya.

Advertisement

“Ya sementara ini kami tinggal di rumah saudara saya,” kata Sutomo ketika ditemui wartawan di lokasi kejadian, Jumat (7/2/2014).

Menyusul kejadian tersebut, Jumat pagi, aparat dari sejumlah unsur seperti Polsek Cepogo, TNI dan Muspika Cepogo, bersama segenap warga dukuh setempat melakukan kerja bakti membantu korban tanah longsor, yakni Wiro Tinoyo dan anaknya, Sutomo, 38, membersihkan rumah mereka. Sementara itu, warga juga memasang terpal besar pada sisa talut pekarangan rumah Cokro Rejo yang tidak ambrol.

Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi talut ambrol ataupun longsor susulan. Selain itu, dibuatkan parit di bagian bawah lokasi longsoran dengan harapan air hujan bisa mengalir dan disalurkan ke sungai yang berada tak jauh dari rumah-rumah warga tersebut.

Advertisement

Sebelumnya, tanah longsor terjadi di Dukuh Ngargosari, Desa Cabean Kunti, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Kamis (6/2). Talut pekarangan dengan panjang sekitar 20 meter di rumah Cokro Rejo, 70,  warga dukuh setempat, ambrol. Longsoran tanah dan talut itu pun menimpa dua rumah yang berada di bawahnya. Dua rumah tersebut milik Wiro Tonoyo, 60, dan anaknya, Sutomo, 38. Beruntung, meskipun saat kejadian seluruh anggota keluarga pemilik rumah berada di dalam, tidak ada korban jiwa maupun luka akibat bencana alam tersebut.

Kerusakan paling parah terjadi di rumah Wiro. Rumah yang terbuat dari kayu dan berdinding anyaman bambu itu nyaris roboh. Dinding rumah sepanjang sekitar 14 meter yang bersebelahan dengan galengan yang longsor itu jebol. Sebagian atapnya juga runtuh. Tidak hanya itu, tiang rumah juga bergesar dan ada blandarnya yang patah.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif