Soloraya
Rabu, 29 Januari 2014 - 01:44 WIB

FLU BURUNG WONOGIRI : Puluhan Ayam di Ngadirojo Mati

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi unggas (Googleimage)

Solopos.com, WONOGIRI — Kematian ayam kampung tak hanya terjadi di Desa Sendangrejo, Kecamatan Baturetno, Wonogiri namun juga terjadi di Dusun Gayam, Desa Pondok dan Desa Kerjo Lor, Kecamatan Ngadirojo. Puluhan ayam milik beberapa warga di dua desa itu awal tahun ini diketahui mati mendadak.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Selasa (28/1/2014), kematian ayam-ayam kampung itu terjadi dua pekan lalu. Di Dusun Kerdu, Desa Kerjo Lor, enam ekor ayam kampung milik Agung Nugroho mati. Sedangkan di Dusun Gayam, Desa Pondok, Kecamatan Ngadirojo, 20 ekor ayam kampung milik Atmo Wiyono juga mati.

Advertisement

Warga Desa Pondok, Sutar menyatakan, kematian ayam kampung di Dusun Gayam dimungkinkan dialami warga satu dusun. “Saya ke tempat saudara di Dusun Gayam, 20 ekor ayam miliknya mati. Diceritakan ayam-ayam kampung milik tetangga juga mati. Kematian ayam-ayam itu dibilang cepat. Sore dimasukkan kandang esok harinya sudah kaku.”

Terpisah, Kadus Kerdu, Desa Kerjo Lor, Mugiyarno bercerita, selain ayam kampung milik Agung Nugroho, kematian ayam juga dialami Mulyo Wiyono. Sebanyak empat ekor ayam kampung milik Mulyo diketahui mati.

“Petugas kesehatan kecamatan sudah datang ke dusun. Kematian ayam-ayam itu sudah dilaporkan sehingga petugas kesehatan malakukan penyemprotan di kandang. Hasilnya ayam tersebut mati karena telo.”

Advertisement

Sementara itu, Kepaal Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (Disnakperla) Wonogiri, Rully Pramono saat mengonfirmasi, menyatakan, kematian ayam di Ngadirojo belum mengetahuinya.

Usai diberitahu, Rully memerintahkan petugas kesehatan kecamatan turun melakukan pengecekan. Menyinggung kematian ayam di Desa Sendangrejo, Kecamatan Baturetno, Rully mengatakan, hasil rapid test kematian ayam disebabkan virus flu burung.

“Ayam yang mati, ayam kampung atau ayam lokal. Langkah yang dilakukan, pemilik ternak segera mengosongkan kandang dan dilakukan penyemprotan disinfektan. Kandang disterilkan selama dua bulan ke depan jika semua ayam mati sedangkan jika hanya beberapa ayam yang mati, maka kandang tersebut tetap disemprot dan disterilkan dua pekan,” jelasnya.

Advertisement

Lebih lanjut dijelaskannya, petugas kesehatan kecamatan sudah melakukan penyuntikan terhadap ayam yang masih hidup. “Stok disinfektan masih cukup. Di Kantor Disnakperla masih terdapat 76 botol. Satu botol berisi 20 liter dan di masing-masing kecamatan sudah dikirim 10 botol sehingga cukup untuk melakukan penyemprotan.”

Disebutkannya, jumlah ayam yang mati di Baturetno sebanyak 173 ekor tersebar di Dusun Wonokerto dan Dusun Tekil Wetan. Di Dusun Tekil Wetan, ujarnya, terdapat 110 ekor ayam mati dengan empat pemilik. Di Dusun Wonokerto terdapat 63 ekor yang dimiliki tiga peternak.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif