Soloraya
Rabu, 29 Januari 2014 - 04:14 WIB

FLU BURUNG WONOGIRI : Lagi, Puluhan Ayam di Wonogiri Mati Mendadak

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penanganan flu burung. (Dok/JIBI)

Solopos.com, WONOGIRI — Kematian ayam kampung tak hanya terjadi di Desa Sendangrejo, Kecamatan Baturetno, Wonogiri, namun juga terjadi di Dusun Gayam, Desa Pondok dan Desa Kerjo Lor, Kecamatan Ngadirojo. Puluhan ayam milik beberapa warga di dua desa itu diketahui mati mendadak awal tahun ini.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Selasa (28/1/2014), kematian ayam-ayam kampung itu terjadi dua pekan lalu. Di Dusun Kerdu, Desa Kerjo Lor, enam ekor ayam kampung milik Agung Nugroho mati. Sedangkan di Dusun Gayam, Desa Pondok, Kecamatan Ngadirojo, 20 ekor ayam kampung milik Atmo Wiyono juga mati.

Advertisement

Warga Desa Pondok, Sutar menyatakan, ada kemungkinan kematian ayam kampung di Dusun Gayam itu dialami warga satu dusun. “Saya ke tempat saudara di Dusun Gayam, 20 ekor ayam miliknya mati. Diceritakan ayam-ayam kampung milik tetangga juga mati. Kematian ayam-ayam itu dibilang cepat. Sore dimasukkan kandang esok harinya sudah kaku.”

Terpisah, Kadus Kerdu, Desa Kerjo Lor, Mugiyarno, bercerita selain ayam kampung milik Agung Nugroho, kematian ayam juga dialami Mulyo Wiyono. Sebanyak empat ekor ayam kampung milik Mulyo diketahui mati. “Petugas kesehatan kecamatan sudah datang ke dusun. Kematian ayam-ayam itu sudah dilaporkan sehingga petugas kesehatan melakukan penyemprotan di kandang. Hasilnya ayam tersebut mati karena tetelo.”

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (Disnakperla) Wonogiri, Rully Pramono, mengatakan telah memerintahkan petugas kesehatan kecamatan turun melakukan pengecekan. Menyinggung kematian ayam di Desa Sendangrejo, Kecamatan Baturetno, Rully mengatakan hasil rapid test kematian ayam disebabkan virus flu burung.

Advertisement

“Ayam yang mati adalah ayam kampung atau ayam lokal. Langkah yang dilakukan, pemilik ternak segera mengosongkan kandang dan dilakukan penyemprotan disinfektan. Kandang disterilkan selama dua bulan ke depan jika semua ayam mati sedangkan jika hanya beberapa ayam yang mati, maka kandang tersebut tetap disemprot dan disterilkan dua pekan,” jelasnya.

Lebih lanjut dijelaskannya, petugas kesehatan kecamatan sudah melakukan penyuntikan terhadap ayam yang masih hidup. “Stok disinfektan masih cukup. Di Kantor Disnakperla masih terdapat 76 botol. Satu botol berisi 20 liter dan di masing-masing kecamatan sudah dikirim 10 botol sehingga cukup untuk melakukan penyemprotan.”

Disebutkannya, jumlah ayam yang mati di Baturetno sebanyak 173 ekor tersebar di Dusun Wonokerto dan Dusun Tekil Wetan. Di Dusun Tekil Wetan, ujarnya, terdapat 110 ekor ayam mati dengan empat pemilik. Di Dusun Wonokerto terdapat 63 ekor ayam mati.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif