Soloraya
Selasa, 28 Januari 2014 - 05:09 WIB

PENDAPATAN DAERAH : Target Pajak Resto Dinilai Tak Realistis

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO—Pemerintah kota (pemkot) memasang target pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak resto senilai Rp18 miliar di 2014. Target tersebut meningkat Rp3,8 miliar atau 26,76% bila dibandingkan target 2013 yang hanya Rp14,2 miliar.

Target PAD sektor pajak yang diusulkan Pemkot Solo pada tahun ini sebenarnya hanya Rp17,5 miliar. Namun, dengan upaya pembahasan di Badan Anggaran (Banggar) DPRD Solo, nilai target itu dinaikan dan menjadi keputusan dengan angka Rp18 miliar.

Advertisement

Namun, pemasangan target PAD sektor pajak resto itu dinilai Wakil Ketua DPRD Solo, Supriyanto, tidak realitis dengan kondisi riil di lapangan. Menurut dia, penentuan target pajak itu masih didasarkan pada asumsi-asumsi, bukan pada database objek pajak yang ada di Solo.

Supriyanto berkeyakinan masih banyak objek pajak yang belum terdata. Selain itu, Supriyanto mengatakan target pajak itu juga tidak sebanding dengan peningkatan objek pajak yang berkembang pesat belakangan. Dia memprediksikan pertumbuhan usaha resto naik sampai 25%.

“Potensi riil pajak resto itu minimal bisa sampai Rp20 miliar. Angka itu bisa tercapai bila didasarkan pada database dan perhitungan transaksi masing-masing objek pajak. Selama ini, penentuan target pajak itu hanya berdasarkan asumsi-asumsi yang tidak terukur. Apalagi ada petugas pemungut pajak yang hanya menarik pajak dengan memukul rata. Misalnya, warungan hanya dikenai Rp30.000/bulan, entah laku atau tidak. Perlakukan ini kan tidak benar,” tandas politikus asal Partai Demokrat Solo itu.

Advertisement

Menurut dia, ada tren terhadap merebaknya resto di Solo yang mestinya menjadi potensi bagi pemkot. Banyaknya pusat-pusat kuliner, seperti di Pucang Sawit, Kottabarat, Galabo, serta pertumbuhan kafe-kafe di Solo harus menjadi pertimbangan dalam penentukan target pajak. Supriyanto mengusulkan adanya dua langkah yang harus ditempuh pemkot untuk mendapatkan potensi objek pajak yang realistis.

Pertama, pemkot harus membuat database objek pajak usaha resto berbasis teknologi informatika (TI). Semua transaksi di masing-masing objek pajak dimasukkan dalam sistem tersebut, sehingga diketahui nilai transaksi riil pada setiap bulannya. Kedua, pemkot harus melakukan monitoring terhadap objek pajak secara intensif sehingga perkembangan dan pertumbuhan resto bisa diketahui secara akurat, termasuk jumlah pengunjungnya.

“Upaya-upaya itu dilakukan untuk mengantisipasi kebocoran pajak resto ini. Transaksi di setiap resto bisa diketahui secara riil. Dengan sistem manual yang berjalan sekarang, saya rasa masih memungkinkan terjadi pelanggaran. Dengan sistem yang terbangun itu, kedisiplinan aparat bisa terjaga pula,” tegasnya.

Advertisement

Anggota Komisi III DPRD Solo, Budi Prasetyo, pun mengakui pertumbuhan resto di Solo meningkat pesat, terutama di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Menurut dia, meningkatnya jumlah objek pajak itu mestinya diikuti dengan meningkatnya target PAD dari sektor pajak resto.

“Tiap tahun, DPPKA [Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset] selalu ngasih data ke Komisi III. Tapi, saya tidak pegang data itu,” kata dia saat ditemui secara terpisah.
Sementara, Wakil Ketua Komisi III DPRD Solo, Quatly Abdulkadir Alkatiri, menyatakan penetapan target pajak resto itu sudah didasarkan pada hitung-hitungan antara DPRD dengan DPPKA.

Artinya, kalau terus ada peningkatan objek pajak, Quatly berharap target yang ditentukan itu menjad target minimal. Dengan pertumbuhan resto di Solo, dia berpendapat ada potensi kenaikan target pajak resto itu hingga 10% dari target yang sudah ada, yakni di angka Rp19,8 miliar.

“Kemarin [dalam pembahasan di Banggar], kami mengambil amannya. Yang jelas, mau enggak mau harus bisa di atas itu [target]. Di perhitungan APBD 2014 tahun depan, pasti akan terlihat nilai capaiannya. Mereka [DPPKA] kan punya data dan memperkirakan pertumbuhannya. Nah, soal data ini sebenarnya yang kami tekankan, apalagi dengan meningkatnya TI. Sebenarnya bisa mendukung, sehingga dengan database capaian target bisa terukur,”pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif