Jogja
Senin, 27 Januari 2014 - 03:15 WIB

SERANGAN MONYET : Tak Hanya Singkong Ketel pun Diambil

Redaksi Solopos.com  /  Sugeng Pranyoto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi serangan monyet (JIBI/Solopos/Dok.)

Serangan monyet ekor panjang membuat warga frustrasi. Bahkan warga mutung tidak menanam singkong lagi. Berikut laporan wartawan Harian Jogja, Switzy Sabandar.

Tidak pernah lagi menanam singkong. Keputusan itu diambil perempuan yang usianya memasuki pelataran senja. Bukan karena ia kesulitan mendapatkan batang singkong, maupun kondisi tanah yang tidak memungkinkan. Ia hanya menghindari rasa kesal dan kecewa karena ulah binatang berekor panjang itu.

Advertisement

Aspiyah, demikian perempuan yang kulit wajahnya dipenuhi keriput itu akrab dikenal, tidak ingat sudah berapa kali monyet ekor panjang menyerang kebunnya. Ratusan sisir pisang ludes dilahap, apalagi hanya umbi-umbian.
Jika sudah demikian, perempuan kelahiran 85 tahun silam itu hanya bisa menjauh dari kerumunan monyet yang tampak agresif. “Saya tidak berani mengusir jumlahnya mencapai 50-an ekor,” ujar warga Dusun kepek, Desa Pendoworejo, Kecamatan Girimulyo ini kepada Harian Jogja, Jumat (24/1) lalu.

Musim penghujan bukan berarti monyet ekor panjang libur dari kebiasaannya mendatangi rumah penduduk. Memang dari segi intensitas tidak separah kemarau panjang tahun lalu. Namun, bagi warga perbukitan keberadaan hewan tersebut tetap saja menyusahkan.
Saat ini memasuki musim tanam pertama, monyet ekor panjang tidak sempat memporak-porandakan areal persawahannya. “Semoga saja tidak, kalau sampai merusak kami tidak tahu harus seperti apa,” ucapnya penuh keputusasaan.

Ia bersama dengan warga lainnya sempat melaporkan peristiwa berulang tersebut pada pemerintah setempat. Warga disuruh menanam bibit buah yang tujuannya untuk mengalihkan perhatian kumpulan monyet. Maksud pemerintah, terang Aspiyah, ketika bibit buah tumbuh dan menjadi pohon, monyet bisa memanfaatkannya sebagai tempat bermain sehingga tidak memasuki rumah penduduk.
Akan tetapi ia sadar, butuh waktu lama untuk menumbuhkan bibit tersebut dan memfungsikannya. Sembari menunggu, warga hanya bisa berjaga-jaga, mengawasi kebun masing-masing dari polah nakal monyet ekor panjang.
Perempuan itu terdiam sejenak seperti sedang mengingat sesuatu. Lantas, ia kembali membuka bibirnya, melontarkan sepenggal pengalaman salah satu tetangganya.

Advertisement

Kata dia, seorang tetangga pernah dibuat terkejut dengan kehadiran puluhan monyet di dapurnya. Ketel yang sedang digunakan untuk menanak nasi di kompor, diambil hewan tersebut, dikalungkan ke leher, dan dibawa lari. Menurutnya, kejadian itu belum lama dan sempat menimbulkan kehebohan di lingkungan tempat tinggalnya.

Ada pula kejadian seorang tetangga yang menembak monyet yang menyerang rumah. Tetapi, tidak terlalu berdampak terhadap pengurangan populasi, sebab suatu waktu serangan dengan jumlah lebih besar kembali datang.
Tidak banyak harapannya terhadap monyet kelaparan yang mendatangi rumah penduduk. Sebagai orang awam ia tidak tahu bagaimana menghentikan serangan monyet ekor panjang tersebut. “Saya cuma ingin kebun saya tidak terganggu monyet nakal itu lagi,” tutupnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif