News
Senin, 27 Januari 2014 - 03:31 WIB

GEMPA BUMI KEBUMEN : Kerugian Akibat Gempa di Banyumas Capai Rp2 Miliar

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Masjid di Banyumas ambruk akibat gempa 6,5 SR, Sabtu (26/1/2014). (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, KEBUMEN — Gempa bumi Kebumen, Sabtu (25/1/2014) menyebabkan ratusan bangunan terutama di wilayah Banyumas rusak. Kerugian akibat gempa di Banyumas diprediksi sekitar Rp2 miliar.

Kalkulasi kerugian yang masih bersifat sementara tersebut belum final lantaran saat ini pendataan rumah rusak masih terus dilakukan. Saat ini setidaknya terdapat 151 rumah rusak, 30 rumah diantaranya roboh dan rusak berat dan selebihnya rusak sedang serta ringan.

Advertisement

“Ada ratusan rumah yang rusak. Kalkulasi kerugian sementara mencapai Rp 2 miliar,” kata Bupati Banyumas Achmad Husain saat peninjauan kerusakan Masjid Jami At Taqwa di Desa Kranggan, Kecamatan Pekuncen, Minggu (26/1/2014).

Menurut dia, ada lima kecamatan yang rumah penduduknya roboh dan rusak. Yakni Kecamatan Pekuncen, Kedungbanteng, Karanglewas, Kemranjen dan Somagede. Setelah selesai pendataan dan verifikasi, pihaknya berjanji akan segera menyalurkan bantuan dari pemerintah kepada para korban gempa. “Nanti akan didata dan diverifikasi terlebih dahulu, baru kemudian ada bantuan dana dari pemkab,” jelasnya.

Sementara warga di Desa Karangklesem, Kecamatan Pekuncen dibantu aparat TNI mulai menyingkirkan puing-puing akibat gempa. Ada juga penduduk yang memasang tiang-tiang dari bambu untuk menahan atap rumah mereka agar tidak roboh. “Saya merencanakan untuk merobohkan saja, daripada membahayakan,” kata Somad, 70, warga desa setempat.

Advertisement

Sedangkan di Desa Kranggan, Pemkab Banyumas mendatangkan ‘excavator’ untuk merobohkan kubah masjid yang ambruk akibat gempa. Sebab, jika tidak dirobohkan kubah masjid yang ambruk tersebut dapat mengancam sebuah TK yang berada di sebelahnya.

Kerusakan akibat gempa juga terjadi di SD Negeri III Desa Tumiyang, Kecamatan Pekuncen. Sehingga untuk proses belajar mengajar sementara para siswa nantinya akan diungsikan dirumah penduduk. “Kegiatan belajar mengajar bakal dipindahkan ke rumah-rumah penduduk, karena kondisi bangunan sekolah sangat berbahaya bagi para siswa. Nantinya ada 119 siswa yang akan diungsikan,” kata guru SD Negeri III Tumiyang Uswah Asrori.

Sedangkan di Cilacap, jumlah kerusakan rumah mencapai 21 unit. Dari jumlah tersebut, tiga di antaranya rusak berat. “Hari ini, warga bersama TNI dan Polri melakukan kerja bakti untuk merobohkan rumah yang rusak berat,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap Supriyanto.

Advertisement

Dia menjelaskan, kerusakan rumah tersebut tersebar di lima kecamatan yakni Kecamatan Adipala, Bantarsari, Maos, Kesugihan, dan Majenang. “Dari 21 rumah yang rusak, 16 di antaranya berada di sejumlah desa di Kecamatan Adipala,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif