News
Minggu, 26 Januari 2014 - 07:13 WIB

GEMPA BUMI KEBUMEN : Gempa Karena Pergerakan Lempeng Indo Australia

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Masjid di Banyumas ambruk akibat gempa 6,5 SR, Sabtu (26/1/2014). (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, KEBUMEN –– Gempa berkekuatan 6,2 pada Skala Richter yang berpusat di barat daya Kebumen, Jawa Tengah, mengagetkan warga di sebagian Jawa, termasuk Soloraya, Sabtu (26/1/2014).

Suharjono, Kepala Pusat Gempa dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG  menjelaskan, gempa adalah dampak pergerakan lempeng Indo Australia dan Eurasia yang selalu bergerak 6-10 cm per tahun.

Advertisement

“Pergerakan antar dua lempeng, ada daerah-daerah yang akan patah karena tidak tahan. Itu sebenarnya. Lokasi gempa ini sumber pertemuan dari dua lempeng,” ujarnya. Menurut Suharjono, gempa tersebut merupakan proses normal. Gempa itu sebagai bentuk pelepasan energi dari pertemuan lempeng

Puluhan rumah dan bangunan mengalami kerusakan, namun tak ada korban jiwa.

“Laporan sementara perkembangan dampak bencana gempa bumi 6,2 SR pada kedalaman 48 km, posisi 104 km barat daya Kebumen pada pukul 12.14 WIB telah menyebabkan puluhan rumah rusak,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran pers, Sabtu (25/1/2014).

Advertisement

Gempa 6,2 SR yang melanda Kebumen diikuti oleh lima kali gempa susulan. Namun gempa-gempa tersebut memiliki magnitudo yang semakin kecil.

“Hingga pukul 15.20 WIB, berdasarkan pantauan kami ada 5 kali gempa susulan setelah gempa pertama pada pukul 12.14 WIB,” kata Novita, petugas Ruang Operasional Gempa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), di Kantor BMKG, Jl. Angkasa 2, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu.

Lima gempa susulan tercatat pada pukul 12.48 WIB dengan magnitudo 4,2 SR, pukul 12.54 WIB dengan magnitudo sebesar 3,6 SR, pada pukul 13.03 WIB magnitudo 3,8 SR, pukul 13.18 WIB dengan magnitudo 3,3 SR dan pada pukul 13.58 WIB dengan magnitudo 4,1 SR.

Advertisement

“Kecenderungan magnitudo semakin kecil dan getarannya tidak dirasakan oleh warga,” lanjut Novita.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif