Jogja
Jumat, 24 Januari 2014 - 09:46 WIB

TAWURAN PELAJAR : Disdik Jogja Beri Sanksi Pelajar yang Terlibat Tawuran

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Harianjogja.com, JOGJA – Kepala Dinas Pendidikan Kota Jogja Edy Heri Suasana menyayangkan aksi pelemparan yang melibatkan dua sekolah swasta di Kota Jogja.

Rencananya, untuk mengetahui detail peristiwa penyerangan itu, Dinas Pendidikan akan memanggil kepala sekolah kedua sekolah yang bersangkutan.

Advertisement

“Mereka (kepala sekolah) akan kami panggil, untuk menceritakan kronologis secara pasti peristiwa itu,” katanya ketika ditemui di ruang kerjanya, Kamis (23/1/2014).

Menurut dia, aksi penyerangan ke SMA Bopkri 2 Jogja itu merupakan tindakan yang mencoreng wajah dunia pendidikan di Kota Jogja.

Sebagai seorang pelajar, seharusnya mereka fokus belajar untuk menyiapkan masa depan, bukannya melakukan tindakan kurang terpuji dan cenderung anarkis. “Sangat disesalkan dan disayangkan, seharusnya pelajar itu belajar dan bukan bertindak yang aneh-aneh,” ujarnya.

Advertisement

Dia menyerahkan sepenuhnya kasus ini ke pihak kepolisian. Apalagi dalam peristiwa pelemparan yang berlangsung Rabu (22/1/2014), Polsek Gondokusuman berhasil mengamankan dua orang pelajar dari salah satu sekolah swasta di Kota Jogja.

“Biarlah polisi yang mengambil tindakan, karena peristiwa itu sudah masuk ke ranah mereka,” papar dia,

“Kalau mereka bisa berpikir jernih, tentunya mereka tidak akan melakukan tindakan itu. Apalagi, lokasi pelemparan sangat dekat dengan pos polisi jadi sangat mudah untuk menghentikannya,” tambah dia.

Advertisement

Untuk pihak sekolah, dia juga meminta agar peristiwa itu segera diselesaikan. Apabila ada yang melakukan tindakan pelanggaran harus segera diberikan sanksi sesuai dengan tata tertib yang berlaku. Jangan sampai, pihak terkesan membiarkan dan tidak mengambil tidankan tegas.

“Yang melakukan pelanggaran harus diberi sanksi sesuai dengan aturan yang telah ditentukan. Akan tetapi harus dilakukan dengan arif dan bijaksana,” katanya.

Meski tidak membenarkan peristiwa itu, dia menganggap jika aksi tersebut masih dalam tahap kenakalan remaja dan belum menjurus ke tindakan kriminal. Jadi peristiwa itu merupakan pekerjaan bersama baik orang tua, sekolah maupun pihak kepolisian untuk mencegah agar peristiwa serupa tak terulang kembali.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif