Jogja
Jumat, 24 Januari 2014 - 05:49 WIB

Pelepasan Nyamuk Akan Diperkarakan

Redaksi Solopos.com  /  Nugroho Nurcahyo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk penyebar demam berdarah. (JIBI/Solopos/Dok.)

Harianjogja.com, SLEMAN—Pelepasan nyamuk aedes aegypti oleh Eliminate Dengue Project (EDP) bersama Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada di Nogotirto, Gamping, Sleman akan dilaporkan ke Lembaga Bantuan Hukum karena proyek itu membuat resah warga.

Juru bicara warga Nogotirto yang menentang proyek percobaan itu, Ahmad Ma’ruf, mengatakan pelepasan nyamuk tersebut membuat warga di Nogotirto terpecah-pecah. “Menimbulkan konflik antar warga. Ada yang pro dan ada yang kontra. Kami sampai membuat forum yang mendatangkan dua RW untuk menyelesaikan konflik ini,” katanya, Kamis (23/1/2014) pagi.

Advertisement

Adapun hal yang membuat warga terpecah adalah soal tujuan pelepasan riset. Warga masih ragu dengan keberhasilan hasil riset tersebut. Metodologi penelitiannya dianggap meragukan.

“Waktu itu sempat bertemu tim survei, mereka bilang rumah warga yang tidak setuju tidak akan jadi tempat pelepasan nyamuk. Lah siapa yang menjamin nyamuk tidak akan terbang bebas ke rumah warga lain yang nggak setuju?” ujar Ahmad Ma’ruf.

Sebagian warga juga merasa belum membuat kesepakatan tertulis antara EDP dengan warga. Alih-alih surat perjanjian, Ahmad Ma’ruf menyatakan sosialisasi penelitian pun tidak merata ke semua warga. “Oleh karena itu kami akan ke LBH besok Jumat memperkarakan masalah ini,” ucapnya.

Advertisement

Ditemui di tempat terpisah, Bupati Sleman, Sri Purnomo mengaku menghargai warga yang menolak penelitian tersebut. “Yang kemarin dilepas itu untuk daerah-daerah yang memang kampungnya sudah menerima. Di tempat yang masyarakatnya belum bersedia, ditangguhkan dulu,” terang Sri Purnomo.

Peneliti utama dalam penelitian ini, Riris Andono Ahmad dari EDP-Fakultas Kedokteran UGM, menyatakan  penelitian itu menggunakan metode penanggulangan demam berdarah yang sudah ada sebelumnya dan telah teruji di berbagai negara. “Teknologi ini berbeda dengan pendekatan pemberantasan nyamuk yang selama ini ada. Fokusnya  melawan virus dengue secara langsung,”papar Riris, Kamis, di UGM.

Waskita, salah satu warga Perumahan Jangkang, Nogotirto menilai hadirnya program EDP tidak mengganggu kondisi masyarakat di sana. Jumlah nyamuk di rumah-rumah warga juga normal seperti biasa. “Ya, biasa kalau ada ketakutan sesaat dari warga tapi prinsipnya semuanya berjalan normal,”kata Waskita.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif