Soloraya
Jumat, 24 Januari 2014 - 07:29 WIB

PANEN DURIAN WONOGIRI : Curah Hujan Tinggi Pengaruhi Rasa Durian di Wonogiri

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pedagang durian Yuli Hariyadi, 32, (kiri) saat melayani pembeli di lapaknya. (Fajar Tulus/Solopos/JIBI)

Solopos.com, WONOGIRI—Sejumlah pedagang buah durian asal Wonogiri mengaku produktifitas dan kualitas pematangan durian di pohon sangat buruk. Tingginya curah hujan yang tinggi di beberapa waktu terakhir yang mempengaruhi rasa buah durian.

Salah seorang pedagang buah durian, Yuli Hariyadi, 32, saat ditemui solopos.com, di lapak duriannya yang berada di sebelah timur Jembatan Pokoh, Kamis (23/1/2014), mengatakan terpaksa ia mengambil stok durian dari daerah Kabupaten Karangnyar lantaran beberapa pohon durian milik keluarga di daerah Ngadirojo berbuah sedikit. Ukuran duriannya pun tidak terlalu besar, tidak seperti tahun lalu.

Advertisement

“Saya ambilnya dari petani-petani durian di pinggiran jalan di daerah Jatipuro dan Jumapolo, Karanganyar. Selama tujuh tahun jualan durian musiman, baru kali ini buah durian dari pohon miliki keluarga rasanya tidak terlalu enak. Durian yang masih pentil-pentil banyak yang jatuh karena angin dan hujan,” paparnya.

Ia mengatakan peminat buah durian cukup tinggi. Dari 50 buah yang dijualnya selalu habis terjual hanya dalam waktu setengah hari. Tetapi, para pembeli banyak yang mengeluhkan harga durian yang dirasa begitu mahal, sedangkan rasanya tidak begitu enak.

“Banyak yang mengeluhkan kalau rasa durennya anyep [dingin], tidak manis. Meskipun begitu dagangan selalu habis,” paparnya.

Advertisement

Pedagang buah durian asal Kelurahan Mloko Manis Kulon, Kecamatan Ngadirojo, Warinem, 40, mengatakan jika kebanyakan pohon durian di daerahnya gagal berbuah. Biasanya di musim sebelumnya, satu pohon durian bisa menghasilkan ratusan buah dengan kualitas yang baik dan ukurannya besar-besar. Tetapi untuk tahun ini, satu pohon hanya menghasilkan 40 buah, itupun yang kualitasnya bagus hanya sedikit sekali.

“Panennya paling awal Februari, tapi sekarang banyak buah yang jatuh sebelum matang, itu karena disiram hujan terus-menerus. Rasanya juga tidak terlalu enak. Sekali buka lapak, paling saya hanya bawa lima karung yang isinya sekitar 50 buah. Padahal tahun-tahun lalu minimal ya satu kol yang isinya ratusan per hari,” bebernya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif