Soloraya
Senin, 20 Januari 2014 - 15:30 WIB

BANJIR SOLORAYA : Waspada Banjir, Tinggi Permukaan Air Waduk Gajah Mungkur Dekati Ambang Batas

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pintu air Waduk Gajah Mungkur (Dok/JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, WONOGIRI — Status elevasi atau ketinggian permukaan air di Bendungan Serbaguna Waduk Gajah Mungkur Wonogiri sudah mendekati batas siaga banjir. Pasalnya, ketinggian air dari awal Januari hingga pertengahan bulan ini terus merangkak naik dari batas elevasi normal. Peningkatakan muka air itu disebabkan curah hujan yang tinggi beberapa waktu terakhir.

Berdasarkan pantauan Solopos.com terhadap elevasi terakhir di Perum Jasa Tirta I, Senin (20/1/2014), tercatat ketinggian permukaan air Waduk Gajah Mungkur telah mencapai 134,81 meter. Sedangkan elevasi untuk batas siaga banjir adalah 135,30 meter.

Advertisement

Kadiv Jasa Air dan Sumber Air Perum Jasa Tirta (PJT) I Wilayah Sungai Bengawan Solo, Winarno Susiladi, menjelaskan kenaikan elevasi atau permukaan air Waduk Gajah Mungkur terus meningkat sejak Oktober lalu. Meski angka elevasi hampir mendekati batas 135,30 meter, menurutnya kondisi tersebut masih biasa.

“Dari Oktober lalu, kenaikannya muka air mencapai sekitar enam meter dari batas normal 128 meter. Prediksinya, batas angka itu akan terus naik hingga Februari mendatang karena curah hujan masih cukup tinggi. Jika elevasi telah melebihi batas siaga banjir, kami berupaya mengalihkan volume air guna pembangkit tenaga listrik,” ungkapnya.

Untuk membuka tutup pintu pelimpasan air (spilway), lanjutnya, pihaknya harus memantau kondisi hulu dan hilir dari aliran sungai Bengawan Solo. Kondisi yang dipantau yakni bagaimana curah hujan di wilayah-wilayah itu.

Advertisement

“Saat ini kami terus memantau kondisi air di empat stasiun di antaranya di Tirtomoyo, Jatisrono dan Batu. Kami juga memantau daerah hilirnya seperti di Jurug, Solo. Pemantauan tersebut sebagai pertimbangan volume air yang keluarkan melalui spilway,” imbuhnya.

Di sisi lain, pihaknya mulai melakukan pengerukan sampah dan lumpur di area waduk untuk mengurangi sedimentasi atau pengendapan di dasarnya. Ia mengatakan jika pengerukan tersebut sudah mencapai 100.000 meter persegi. “Kami melakukan pengerukan dengan cara mekanis ataupun manual untuk mengurangi sedimentasi di dasar waduk. Hal itu agar volume daya tampung air waduk tidak berkurang,” paparnya.

Pengelola pintu bendungan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, Djuchaf Riphan, saat ditemui Solopos.com di kantornya menambahkan jika curah hujan masih dalam batas normal, belum perlu ada pembukaan pintu bendungan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif