Soloraya
Kamis, 16 Januari 2014 - 13:45 WIB

FLU BURUNG WONOGIRI : Ratusan Itik di Giriwoyo Mati Mendadak, Positif Flu Burung

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penanganan flu burung. (Dok/JIBI)

Solopos.com, WONOGIRI — Masyarakat dan peternak diminta mewaspadai penyebaran penyakit flu burung atau avian influenza (AI). Pasalnya di Desa/Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, telah ditemukan itik yang positif terkena virus AI atau flu burung. Sebanyak 282 ekor itik milik seorang peternak di desa itu secara beruntun mati sejak Sabtu (4/1/2014) hingga Selasa (14/1/2014).

Informasi yang dihimpun Solopos,com, Kamis (16/1/2014), unggas itu milik Kaminudin, warga Dusun Damesan, Desa/Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri. Pada awal Januari ini, peternak tersebut mendatangkan bibit sebanyak 1.520 ekor itik dari tiga lokasi. Yakni dari Baki, Sukoharjo sebanyak 420 ekor, Sragen sejumlah 1.000 ekor dan sisanya sekitar 100 ekor berasal dari Kecamatan Wonogiri.

Advertisement

Dari jumlah itu, sekitar 282 ekor di antaranya mati. Kematian itik-itik itu tidak berbarengan. Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (Keswan Nakperla), Wonogiri, Surip Surono, saat mendampingi Kepala Dinas Nakperla, Rully Pramono menjelaskan, unggas itik itu mati sejak Sabtu (4/1/2014) hingga Selasa (14/1/2014).

Diakuinya, jumlah kasus AI di Wonogiri setahun terakhir mengalami penurunan. “Pada 2013 terjadi delapan kasus kematian unggas di empat kecamatan. hasil pengecekan petugas dari sampel unggas yang mati hanya satu tempat yang positif AI. Tujuh lokasi yang lain negatif. Tahun ini satu lokasi,” ujar Surip.

Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (Disnakperla) Wonogiri, Rully Pramono, mengatakan itik yang mati di Giriwoyo positif terkena virus AI. Dia meminta sisa unggas yang terlihat tidak sehat untuk dipisah atau dikarantina sehingga tidak berbaur dengan itik yang lain. “Dari tiga ekor itik yang diperiksa ke laboratorium, ketiganya positif terkena AI atau flu burung.”

Advertisement

Diakuinya, petugas sulit mendeteksi asal unggas karena unggas dari tiga lokasi pengambilan tersebut dijadikan satu. “Hasil investigasi petugas, unggas milik Kaminudin didatangkan dari Sragen, Sukoharjo dan Wonogiri. Dropping terakhir pada 10 Januari. Kami masih melakukan investigasi asal unggas yang positif terkena AI. Disnakperla sudah meminta kepada peternak untuk tidak mengambil bibit dari daerah terendemis AI.”

Pada bagian lain, Rully menyatakan, telah berkoordinasi dengan DKK Wonogiri untuk melakukan pemeriksaan terhadap orang per orang, termasuk pemilik unggas. “Banyak keluar masuk orang ke kandang itu sehingga pemeriksaan kesehatan orang meski dilakukan. Kami sudah berkoordinasi dengan DKK untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Utamanya kepada pemilik karena berkontak langsung dengan unggas.”

Rully menegaskan, kesadaran masyarakat tentang AI sudah tumbuh sehingga kasus AI bisa menurun. “Nakperla juga melakukan pengetatan pengawasan terhadap lalu lintas ternak sehingga tak sembarang bibit masuk ke Wonogiri. Jika bibit unggas berasal dari daerah endemis AI tidak diperbolehkan masuk ke Wonogiri.”

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif