News
Selasa, 14 Januari 2014 - 22:46 WIB

KONFLIK SUDAN : Kapal Tenggelam di Sungai Nil, 200 Orang Tewas

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, JAKARTA — Skeitar 200 orang tewas akibat tenggelamnya kapan Sudan Selatan. Feri yang mereka tumpangi tenggelam di sungai Nil Putih ketika mereka melarikan diri dari pertempuran baru di kota Malakal, kata juru bicara militer pada Selasa (14/1/2014).

“Dari laporan yang kami terima, 200 hingga 300 orang, termasuk wanita dan anak-anak. Kapal itu kelebihan penumpang,” kata juru bicara militer Philip Aguer.

Advertisement

“Semua tenggelam. Mereka melarikan diri dari pertempuran, yang meletus kembali di Malakal.”

Aguer mengatakan peristiwa itu terjadi pada Selasa, kendati media setempat menyatakan musibah tersebut mungkin terjadi pada Ahad malam.

Advertisement

Aguer mengatakan peristiwa itu terjadi pada Selasa, kendati media setempat menyatakan musibah tersebut mungkin terjadi pada Ahad malam.

Pertempuran berlangsung di beberapa kota di Sudan Selatan, Selasa.

Pertempuran seru dilaporkan terjadi di Malakal, ibu kota negara bagian Upper Nile yang menghasilkan minyak, saat pasukan pemberontak melancarkan serangan baru untuk merebut kota itu, yang telah dua kali berubah kekuasaan sejak konflik di Sudan Selatan meletus 15 Desember.

Advertisement

Militer melaporkan pertempuran seru di selatan Bor, saat pasukan pemerintah berusaha merebut kembali kota itu dari tangan pemberontak, terluas dalam kekuasaan mereka.

“Kami sedang bergerak ke Bor,ada pertempuran seru Senin malam,” kata Aguer.

Akan tetapi, ia membantah klaim-klaim pemberontak telah menguasai pelabuhan sungai Mongalla, yang terletak antara Bor dan ibu kota Juba.

Advertisement

“Kami berada di utara Mongalla, kami tetap menguasai penuh di sana,” kata Aguer.

Ia juga mengonfirmasikan pertempuran di selatan ibu kota itu, sekitar kota Rajaf,Senin.

Menurut PBB, sekitar 400.000 warga sipil meninggalkan rumah-rumah mereka bulan lalu.

Advertisement

Perang itu terjadi antara pasukan Presiden Sudan Selatan Salva Kiri dan mantan wakil presidennya Riek Machar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif