Soloraya
Sabtu, 11 Januari 2014 - 20:31 WIB

LAYANAN BUMD : Tinggi, Tingkat Kehilangan Air PDAM 2013

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Solopos.com, BOYOLALI--Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Boyolali menyebut sekitar 30 hingga 35 persen produksi airnya mubazir. Angka tersebut lebih tinggi dari standar nasional dengan toleransi maksimal hanya 20 persen.

Direktur Bagian Teknik PDAM Boyolali, Joko Santoso, mengungkapkan pihaknya mencatat tingkat kehilangan air yang terjadi selama 2013 mencapai 35 persen. Diakuinya, angka tersebut termasuk tinggi. Kehilangan air tersebut terbagi menjadi tiga bagian, yaitu di mata air, di jaringan dan di pelanggan.
“Paling sulit antisipasinya di pelanggan,” katanya kepada solopos.com, Sabtu (11/1/2014).

Advertisement

Joko menjelaskan kehilangan air akibat kebocoran di mata air bisa diantisipasi. Demikian juga jaringan pipa yang sudah tua, kendati sudah tertanam dalam tanah, terkadang masih bocor akibat kuatnya tekanan. Meskipun memerlukan biaya yang tinggi, namun dapat segera diatasi. Berbeda dengan pemasangan jaringan pipa air secara ilegal oleh oknum tidak bertanggung jawab, terutama di daerah-daerah yang mengalami kekurangan air bersih, menurut Joko, punya andil besar terhadap tingginya angka kehilangan air besih PDAM.

“Karena belum punya water meter induk, jadi pemantauan hanya secara manual, juga jaringan pipa mengalami kerusakan akibat usia,” terangnya.

Joko menambahkan tingginya tingkat kehilangan itu juga karena faktor produksi yang terlalu tinggi, sementara penggunaan di tataran pelanggan masih rendah.
“Maka, tahun ini kita punya agenda menekan tingkat kehilangan air, salah satunya  dengan cara mengurangi jam produksi,” katanya.

Advertisement

Pengurangan jam produksi tersebut, lanjut Joko, juga akan dapat menekan tingginya biaya listrik, mengingat  rata-rata setiap bulan harus membayar sekitar Rp450 juta. Di sisi lain, harga jual air bersih ke masyarakat masih harus subsidi silang.
“Biaya listrik selalu naik. 2013, tiap triwulannya harga listrik selalu naik sekitar 4,5 persen,” katanya.

Saat ini, harga jual air bersih kepada masyarakat senilai Rp 3.400/m3 sedangkan standar nasional Rp 3.700/m3, dengan jumlah pelanggan lebih dari 32.300 sambungan rumah (SR).

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif