Soloraya
Rabu, 8 Januari 2014 - 15:14 WIB

PENCURIAN BOYOLALI : Pencurian Meteran Air Marak di Boyolali

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (google.img)

Solopos.com, BOYOLALI — Pencurian alat meteran air atau water meter di Boyolali marak beberapa waktu terakhir. Masyarakat diimbau waspada terhadap fenomena pencurian Boyolali ini dan mengantisipasi kehilangan meteran air atau water meter tersebut dengan memasang gembok.

Direktur Teknik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Boyolali, Joko Susilo, mengungkapkan hingga akhir Desember 2013, sudah ada puluhan warga yang melaporkan kehilangan water meter tersebut kepada PDAM. “Setiap laporan yang masuk langsung kami laporkan kepada polisi,” ujar Joko kepada wartawan, Rabu (8/1/2014).

Advertisement

Namun dikemukakannya, sejumlah kasus pencurian tersebut hingga kini belum terungkap. Diduga, pelaku pencurian meteran air atau water meter merupakan spesialis yang dilakukan sindikat beranggotakan lebih dari dua orang. Aksi tersebut juga dilakukan secara temporer atau musiman. Berdasarkan data yang diterima PDAM, lanjut dia, aksi pencurian itu hanya dilakukan pada waktu tertentu, di antaranya menjelang Tahun Baru, menjelang Lebaran, hingga musim lulusan sekolah.

“Kemungkinan para pelaku beraksi, satu orang di motor sambil melihat situasi dan satu pelaku beraksi. Dan sepertinya dalam melakukan aksinya, mereka selalu berpindah, hari ini Sragen, lain hari di Boyolali atau Klaten,” katanya.

Kebanyakan yang hilang, kata Joko, yakni meteran air atau water meter yang tidak ada boks pelindungnya. Pelaku hanya mengambil meteran air atau water meter model lama berbahan kuningan. “Harga kuningan kan saat ini mahal, lagi pula yang diambil rata-rata meteran tanpa terlindungi boks yang berada di pinggir jalan,” katanya.

Advertisement

Kondisi tersebut membuat pihak PDAM prihatin, mengingat, terkait hilangnya meteran air itu, pelanggan berkewajiban mengganti.
“Kalau yang kehilangan warga yang tidak mampu, tentu akan kesulitan membeli pengganti,” katanya. Sementara hingga sejauh ini, pihaknya masih melakukan pendataan mengenai jumlah total meteran air yang hilang dicuri. “Kami sudah menerima laporan kehilangan meteran dari para pelanggan. Namun mengenai jumlah rinciannya masih dilakukan klarifikasi,” katanya.

Dijelaskan, pihaknya sudah menyosialisasikan kepada para pelanggan PDAM untuk selalu mengunci bak meteran masing-masing. Upaya ini untuk meminimalisasi aksi pencurian. Mengenai biaya penggantian, Joko menjelaskan, harga meteran air atau water meter bervariasi tergantung jenisnya. Untuk yang biasa harganya sekitar Rp226.000. “Untuk pemasangan harus petugas PDAM, karena ada spesifikasi yg hanya diketahui petugas,” katanya.

Namun demikian, jika ada water meter yang rusak dikarenakan berlumut, sensitifitas berkurang atau faktor usia, menjadi tanggung jawab PDAM. “Tahun lalu sekitar 30 water meter rusak yang diganti oleh PDAM,” katanya. Namun jika meteran itu rusak, pecah kaca atau segel, lanjut Joko, akan di evaluasi terlebih dahulu, sebelum dilakukan tindakan. “Kalau rusak, karena kacah pecah atau bekas segel di buka, ya pelanggan harus mengganti,” pungkasnya.

Advertisement

Pengguna jalan melintasi gorong-gorong yang amblas di Bekuning, Sribit, Delanggu, Rabu (8/1). Gorong-gorong yang menjadi saluran irigasi di desa setempat amblas karena sering dilewati truk galian C.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif