News
Selasa, 7 Januari 2014 - 09:15 WIB

KASUS HAMBALANG : Selidiki Gratifikasi Anas, KPK Periksa 3 Politisi Demokrat

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Proyek Hambalang (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Menindaklanjuti penyidikan kasus dugaan penerimaan gratifikasi mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, KPK hari ini memeriksa tiga orang anggota Komisi Pengawas Partai Demokrat. Mereka adalah Suaidi Marasabessy, Yosep Badoeda, dan Ahmad Yahya. Hal ini terkait aliran dana dari proyek Hambalang.

Suaidi mengatakan, dirinya diperiksa penyidik KPK seputar perannya yang telah memeriksa beberapa kader Demokrat terkait pelaksanaan Kongres Partai Demokrat 2010. Dia mensinyalir ada permainan uang di dalam kongres tersebut. Namun, dia enggan membeberkan informasi tersebut kepada publik sebelum pemeriksaan oleh KPK. “Pemberian-pemberian, tapi materinya nanti KPK lah,” ujar Suaidi singkat.

Advertisement

Dia mengatakan pihaknya memang telah menerima laporan dari sejumlah DPC Partai Demokrat, tentang beredarnya uang untuk memuluskan pemenangan Anas. Tapi lagi-lagi dia merahasiakan DPC mana saja yang menerima uang yang beredar tersebut. “Belum bisa saya sebutkan, ya nanti,” katanya lagi.

Selain memeriksa ketiga anggota dewan itu, KPK juga hari ini memeriksa Direktur Biofarma, untuk kasus yang sama. Anas sendiri, telah ditetapkan sebagai tersangka pada Februari 2013 lalu. Dia diduga menerima suap atas dari PT Adhi Karya terkait proyek Hambalang.

Anas diancam dengan Pasal 12 huruf a atau huruf b atau Pasal 11 UU No. 31/1999 sebagaimana telah diubah menjadi UU No. 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi mengenai penyelenggara negara yang menerima hadiah terkait dengan kewajibannya.

Advertisement

Selain menyidik kasus dugaan gratifikasi berbentuk Toyota Harrier itu, KPK juga menduga Anas mendapatkan aliran dana yang digunakan untuk pemenangannya dalam pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat 2010 lalu. Dalam penyidikan itu, KPK juga sudah memeriksa tim sukses Anas, sekaligus beberapa kader Demokrat lainnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif