Soloraya
Senin, 6 Januari 2014 - 07:20 WIB

Setahun, Bank Sampah Asri Sragen Miliki 120 Nasabah

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aktivitas di kantor baru Bank Sampah Asri, Banjarasri, RT 001/RW 010, Nglorog, Sragen, Minggu (5/1/2014). Kantor tersebut selesai dibangun pertengahan Desember 2013 menelan dana sekitar Rp29 juta bantuan dari pemerintah. (Taufiq Sidik/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN – Selama setahun, Bank Sampah Asri di Banjarasri, RT 001/RW 010, Nglorog, Sragen memiliki sekitar 120 nasabah. Keberadaan bank sampah tersebut diklaim mampu mengurangi volume sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah di wilayah tersebut.

Direktur Bank Sampah Asri, Sutarno, mengungkapkan keberadaan bank sampah tersebut dimaksudkan untuk merubah perilaku warga di wilayahnya terutama ibu-ibu dalam mengelola sampah. Selama ini, sampah sering dianggap barang tak berharga.

Advertisement

“Awalnya itu dari sosialiasi Badan Lingkungan Hidup (BLH) agar sampah-sampah bermanfaat. Ini juga untuk merubah perilaku masyarakat,” jelas dia saat ditemui Espos di sela-sela peresmian kantor Bank Sampah Asri, di Banjarasri, Nglorog, Minggu (5/1/2014).

Sutarno mengatakan meski belum seluruh warga menjadi nasabah di bank sampah, namun selama ini mampu mengurangi volume sampah yang dibuang di TPS. Terlebih TPS sering overload lantaran menampung sampah rumah tangga dari wilayah lain. Lantaran hal itu, pihaknya berharap jumlah nasabah terus bertambah bahkan dari warga luar wilayah Banjarasri.

Disinggung pengelolaan bank sampah, Sutarno menjelaskan selama ini pihaknya menampung sampah anorganik dari para nasabah. Sampah seperti plastik, logam serta kertas kemudian ditimbang untuk menentukan hasil yang diperoleh masing-masing nasabah.

Advertisement

Sementara, sampah organik selama ini dikelola menjadi kompos menggunakan alat bantuan dari pemerintah. “Sampah yang sudah ditimbang kemudian dicatat. Lalu dijual ke pengepul dan hasil dari penjualan itu masuk ke rekening masing-masing nasabah di bank. Untuk penyetoran sampah dari nasabah setiap dua pekan sekali,” terang dia.

Ketua RT 001, Sutomo, mengungkapkan minat warga terhadap keberadaan bank sampah cukup besar. Selain mengurangi volume sampah di TPS, melalui bank sampah para warga juga bisa mendapat penghasilan tambahan. “Ada yang selama setahun ini rekeningnya sampai Rp500.000. Kalau untuk warga yang jadi nasabah, sekitar 80% warga di RW 010 sudah ikut,” ungkapnya.

Sementara itu, salah satu nasabah, Suwanto, 63, mengaku sudah menjadi nasabah sejak bank sampah tersebut berdiri. “Selama ini saya tidak mengambil sampah dari mana-mana, ya khusus dari kotoran rumah tangga. Kalau untungnya tidak saya ambil,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif