News
Sabtu, 4 Januari 2014 - 06:50 WIB

KELANGKAAN ELPIJI : Restoran Ancang-Ancang Naikkan Harga Makanan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Elpiji 12 Kg (Dok/JIBI)

Solopos.com, SOLO—Pengusaha restoran dan hotel berencana menaikkan harga menu sebagai penyesuaian kenaikan harga elpiji 12 kilogram (kg) yang mencapai 60% pada awal tahun ini.

Manager Restoran Taman Pringsewu Solo, Sopan Sunarofat, mengatakan kenaikan elpiji sangat berpengaruh terhadap usaha kuliner. Hal ini karena restoran sangat tergantung kepada elpiji dalam operasionalnya. “Kami berencana menaikkan harga makanan yang pengolahannya menggunakan elpiji sebanyak 5%. Kenaikan harga tersebut akan kami ekspos pada Rabu (15/1/2014) mendatang,” ungkap Sopan kepada solopos.com, Jumat (3/1/2014).

Advertisement

Sopan mengatakan khusus menu yang cara memasakkanya dibakar dan minuman tidak mengalami kenaikan harga. Pihaknya optimistis kenaikan harga tersebut tidak akan membuat pelanggan lari. Dia menilai pelanggan akan mengerti dengan adanya kenaikan harga tersebut.

General Manager (GM) Lorin Hotel Solo, Purwanto Yudhonagoro, menuturkan kenaikan harga elpiji 12 kg sangat berpengaruh terhadap biaya produksi terutama untuk food and beverage (FnB). Oleh karena itu, dia mengaku akan melakukan penyesuaian harga untuk menutup kenaikan biaya produksi. Namun besarnya kenaikan menurut Purwanto belum bisa dipastikan karena kenaikan harga elpiji 12 kg baru terjadi selama tiga hari.

GM Pose In Hotel, M.S.U. Adjie, menilai kenaikan harga elpiji 12 kg tidak wajar karena sangat tinggi. Meski begitu, dia mengaku akan terus bertahan karena tidak ada pilihan lain. Dia juga mengaku ada kenaikan biaya produksi tapi hingga kini belum menaikkan harga FnB karena harus menghitung kenaikan biaya produksi terlebih dahulu.

Advertisement

“Kalau pindah ke elpiji 3 kg tidak mungkin, tapi kalau pindah ke elpiji 50 kg juga tidak bisa karena harganya juga mahal,” tutur Adjie.

Oleh karena itu, dia mengaku akan melakukan efisiensi biaya produksi seperti dalam penggunaan listrik. Menurut dia, untuk kebutuhan elpiji sulit untuk dilakukan efisiensi atau penghematan. Sementara itu, pemilik katering Rini, Nurini, mengaku tidak menaikkan harga meski harga elpiji naik. Namun dia mengaku menyiasati kenaikan biaya produksi dengan mengurangi ukuran makanan dan tetap menjaga kualitas makanan.

Dia mengaku sangat keberatan dengan kenaikan harga elpiji 12 kg yang mencapai Rp50.000 lebih. Walau begitu, Nurini mengaku tidak bisa berbuat banyak karena ketika ingin menggunakan elpiji 3 kg, bahan bakar tersebut langka di pasaran. Oleh karena itu, dia mengaku tetap bertahan menggunakan 12 kg.

Advertisement

Lebih lanjut, dia mengaku menggunakan dua tabung elpiji 12 kg. Saat pesanan katering tidak terlalu banyak, biasanya satu tabung bisa digunakan untuk 5-7 hari. Namun jika pesanan ramai, biasanya hanya bisa digunakan untuk tiga hari.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif