Bisnis
Sabtu, 4 Mei 2024 - 20:04 WIB

Optimis! BI Prediksi Rupiah akan Terus Menguat hingga Akhir Tahun

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Kantor Cabang Plaza Mandiri, Jakarta. (Antara Foto)

Solopos.com, JAKARTA–Mata uang rupiah diyakini akan menguat ke level Rp16.000 per dolar Amerika Serikat (AS), bahkan hingga Rp15.800 di bulan depan atau mulai Juni 2024.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Jumat (3/5/2024), mengatakan penguatan nilai tukar rupiah itu akan terus berlangsung dari sekarang sampai dengan akhir tahun.

Advertisement

“Itu terpantau kalau kita lihat data-data di pasar yang non-delivery forward di luar negeri atau domestic non-delivery forward di dalam negeri dalam tempo satu bulan ke depan juga akan terus menguat mengarah ke Rp16.000,” kata dia, seperti dilansir Antara.

Perry menambahkan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dikarenakan adanya empat faktor utama. Pertama, adanya keputusan BI menaikkan suku bunga atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Selain itu, bank sentral juga menaikkan suku bunga deposit facility menjadi sebesar 5,5 persen dan suku bunga lending facility di level 7 persen.

Advertisement

Perry menambahkan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dikarenakan adanya empat faktor utama. Pertama, adanya keputusan BI menaikkan suku bunga atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Selain itu, bank sentral juga menaikkan suku bunga deposit facility menjadi sebesar 5,5 persen dan suku bunga lending facility di level 7 persen.

Faktor kedua, penguatan rupiah didorong dari Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang terus mencatatkan inflow. Hal itu mencerminkan kembali bahwa investasi portofolio rupiah masih menarik bagi para investor.

“Ini daya tarik imbal hasil investasi portofolio di Indonesia kembali menarik dengan kenaikan itu kalau dibanding India, perbedaan yield lebih baik sehingga lebih attractive,” tambah Perry.

Advertisement

“Sampai dengan kemarin SRBI, tiga hari pertama pada minggu Mei ini sampai dengan kemarin SRBI inflow terus jumlahnya Rp1,58 triliun bahkan SBN yang semula outflow sudah inflow, minggu pertama Mei, tiga hari pertama ini total adalah Rp3,75 triliun,” kata Perry.

Dia menambahkan faktor ketiga, penguatan rupiah juga turut didorong oleh prospek ekonomi Indonesia yang baik serta berdaya tahan kuat, seperti pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen, inflasi rendah, kredit juga terus tumbuh.

Sedangkan faktor keempat, penguatan rupiah dipacu juga oleh komitmen BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dengan terus koordinasi dengan pemerintah dan KSSK.

Advertisement

Sementara itu, Ketua KSSK Sri Mulyani Indrawati mengatakan perkembangan tekanan geopolitik turut memberikan tekanan terhadap mata uang di seluruh dunia, termasuk rupiah.

Dia menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar 5,02 persen masih lebih baik jika dibandingkan dengan Yen Jepang dan Won Korea.

Dalam paparannya, Menteri Keuangan RI itu mencatat indeks dolar AS memang tengah menguat tajam sejak April 2024 akibat eskalasi geopolitik. Per 16 April 2024, dolar AS mengalami apresiasi 4,86 persen dibandingkan level pada Desember 2023.

Advertisement

“Pada penutupan pasar tanggal 26 April, yen dari mata uang Jepang dan won mata uang ke Korea Selatan, masing-masing mengalami pelemahan yang sangat tajam mencapai 10,92 persen untuk Japanese Yen dan 6,34 persen ytd [year to date] untuk Korean Won,” kata Sri Mulyani saat konferensi pers KSSK di Jakarta, Jumat.

Tak hanya yen Jepang dan won Korea, mata uang bath Thailand juga turut melemah di level 7,63 persen ytd dan rupiah yang tercatat mengalami pelemahan 5,02 persen ytd. “Rupiah juga mengalami pelemahan yaitu 5,02 persen ytd, masih relatif lebih rendah,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif