Soloraya
Selasa, 31 Desember 2013 - 14:03 WIB

BUMD BOYOLALI : Setoran PAD Turun, Bupati Kecewa

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Boyolali Seno Samodro (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos.com, BOYOLALI–Bupati Boyolali, Seno Samodro, mengaku kecewa dengan turunnya setoran pendapatan asli daerah (PAD) dari Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Kabupaten Boyolali.

Di sela-sela sambutan Pelantikan Direktur Umum PDAM Boyolali, Eko Suryanto SE, yang berlangsung di Pendapa Kabupaten di Kemiri, Mojosongo, Senin (30/12) sore, Bupati mengatakan delapan tahun lalu saat dirinya masih menjadi Wakil Bupati, setoran PDAM terhadap PAD Boyolali mencapai Rp800 juta per tahun. Itupun menurutnya, PDAM Boyolali saat itu sedang dalam kondisi sekarat. “Delapan tahun berjalan setoran koq tetap saja. Dan tahun 2013 malah tinggal Rp786 juta,” kata Bupati.

Advertisement

Lebih lanjut Bupati menjelaskan, dengan setoran PAD Rp800 juta, delapan ahun lalu aset PDAM berkisar Rp17 miliar hingga Rp19 miliar. Saat ini, aset PDAM Boyolali sudah melejit ke angka Rp89 miliar. Kemudian, perolehan laba mencapai Rp2,4 miliar. Pihaknya salut dengan perolehan laba ini, tapi di satu sisi berharap agar setoran ke PAD juga bisa ditingkatkan. “Laba Rp2,4 miliar mbok yak’o yang Rp400 juta ditambahkan ke PAD, biar setorannya lebih dari Rp1 miliar.”

Bupati juga menjelaskan, kinerja PDAM Boyolali berdasar penilaian Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mendapat predikat wajar tanpa pengecualian (WTP). Predikat ini juga harapannya bisa menjadi perhatian bagi badan usaha milik daerah (BUMD) yang lain, seperti Aneka Karya dan Bank Pasar. Meskipun kinerja sudah WTP, Bupati menganggap perlu agar ada pembinaan kepada BUMD tersebut agar bisa meningatkan angka setorannya ke PAD.

Mengenai sambungan air, Bupati menjelaskan dari target 40.000 sambungan air selama masa jabatannya, saat ini baru terealisasi 34.000 sambungan air, dan 2014 harapannya sudah bisa terealisasi 39.000. “Jadi, di akhir masa jabatan saya tahun 2015 harapannya target 40.000 ini sudah bisa dipenuhi.

Advertisement

Penyebaran layanan PDAM, lanjut dia, baru menyentuh 393.000 jiwa di Boyolali dengan rincian 42% di perkotaan dan di desa baru 11%. Dan hingga saat ini, masih ada dua kecamatan di Boyolali yang belum tersentuh layanan air dari PDAM. Yaitu, Kecamatan Wonosegoro dan Kecamatan Selo. Tarif air untuk harga pasar, berkisar Rp3.400 eper meter kubik dan pemerintah memberikan subsidi berkisar Rp1.500 per meter kubik.

Terkait undang-undang yang mengatur BUMD, Bupati kembali menyebutkan bahwa saat ini BUMD sudah tidak boleh berwujud perusda.

“Harus menjadi perseroan terbatas (PT). Tapi, Boyolali itu unik. Ada sejumlah dana hibah dari beberapa negara asing, seperti Hongaria, Australia dan Amerika Serikat yang hanya diberikan kepada perusahaan daerah. Jika PDAM berubah menjadi PT maka dipastikan tidak akan mendapatkan dana hibah itu lagi.”
Tahun 2014, Pemkab Boyolali bersama DPRD akan membahas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) BUMD menjadi Perseroan Terbatas.

Advertisement

“Perda boleh dibuat dulu, tapi proses peralihan dari perusda ke PT iso semaya disik. Sampai bantuan hibah dari luar negeri itu dihabiskan dulu.”

Sementara itu, Eko Suryato ST kemarin resmi menjadi Direktur Bidang Umum periode 2010-2014, menggantikan Kukuh Hidayatmo SSi, yang sekarang menjadi Direktur Utama Aneka Karya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif