News
Senin, 30 Desember 2013 - 10:46 WIB

PILPRES 2014 : Nama Gita Wirjawan Makin Berkibar di Jejaring Sosial

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan (Dok/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Nama Gita Wirjawan dan Dahlan Iskan terus bersaing ketat dari sisi elektabilitas di jejaring sosial. Menurut monitoring dan analisis sosial media yang dilakukan Politicawave, elektabilitas keduanya tidak rerpaut jauh. Demikian dikatalan Yose Rizal, analis dan pendiri lembaga itu.

“Saya perhatikan persaingan peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat seru. Terutama antara Gita Wirjawan dan Dahlan Iskan. Hanya dua orang ini yang menonjol, diikuti oleh Anies Baswedan di posisi tiga tapi masih jauh jaraknya. Sedangkan peserta lain, tidak tampak pergerakannya di sosial media,” kata Yose Rizal dalam siaran pers, Senin (30/12/2013).

Advertisement

Seperti diketahui, ada 11 kandidat capres peserta konvensi yang digelar Partai Demokrat. Antara lain Gita Wirjawan, Dahlan Iskan , Anies Baswedan, Sinyo H Sarundajang, Ali Masykur Musa, Dino Patti Djalal, Endriartono Sutarto, Hayono Isman, Marzuki Alie, Irman Gusman, dan Pramono Edhie Wibowo.

Yose mengatakan lembaganya memonitor percakapan media sosial Twitter, Facebook, blog, berita online, video Youtube, dan forum online. Ada empat kategori yang jadi perhatian, yaitu kecenderungan tingkat pengenalan (trend of awareness), elektabilitas capres (candidat electability), pembagian tingkat pengenalan antar capres (share of awareness), dan pembagian pengguna sosial media (share of citizen).

Advertisement

Yose mengatakan lembaganya memonitor percakapan media sosial Twitter, Facebook, blog, berita online, video Youtube, dan forum online. Ada empat kategori yang jadi perhatian, yaitu kecenderungan tingkat pengenalan (trend of awareness), elektabilitas capres (candidat electability), pembagian tingkat pengenalan antar capres (share of awareness), dan pembagian pengguna sosial media (share of citizen).

Dari empat kategori tersebut, hasil semuanya senada, yaitu didominasi Gita dan Dahlan. Merujuk hasil monitoring tanggal 22-28 Desember, trend of awareness Gita cenderung menanjak yakni terakhir 1357 poin, sedang Dahlan anjlok dan hanya mendapat 702 poin, diikuti Marzuki Alie 290.

Untuk share of awareness yang diambil dari jumlah percakapan media sosial, Gita 25,5% dan Dahlan 39,7%. Sedangkan share of citizen yang dihitung dari jumlah unit pemilik akun (unique account), rasionya Gita 25% dan Dahlan 40,5%.

Advertisement

Sentiment index, yaitu indeks yang mengukur margin perbandingan antara sentimen tiap kandidat dibandingkan dengan keseluruhan kandidat. EMSS (earned media share of voice by sentiment) adalah perbandingan antaramention positif atau negatif dengan jumlah user. Net reputation (NR) adalah nilah bersih dari bilangan reputasi brand (kandidat) di dalam media sosial. Sedangkan unique user adalah jumlah unit pemilik/pengguna akun.

Mengacu pada empat hal di atas, perbandingan antara kedua kandidat pada Sabtu petang (28/12/2013) adalah sebagai berikut. Sentiment index Dahlan 2,19 vs Gita 5,84; EMSS 36,32 vs 31,72; net reputation 83,68 vs 86,98, dan akun unik 8.570 pengguna vs 5.294 pengguna.

“Kalau baca hasil indeks elektabilitas ini, Gita lebih efektif dari Dahlan. Sebab, dengan jumlah akun yang lebih sedikit tapi menghasilkan dampak yang positif dan hasilnya signifikan. Value dari pembicaraan di media sosial yang dilakukan Gita, trendnya bagus,” kata Yose.

Advertisement

“Yang menarik, Gita dan timnya melakukan ini dalam waktu singkat, hanya dua bulan terakhir,” tambah Yose yang rajin mengamati hal ini.

Sementara itu, pengamat politik pasca Sarjana UI, Audy Wuisang menilai kinerja tim sosial media Gita cukup solid dan efektif. “Mereka mampu menembus dominasi nama-nama besar seperti Prabowo dan Jokowi. Saya kira ini akan menjadi catatan menarik karena waktu masih cukup tersedia untuk bermanuver,” ujar Audy.

Audy melihat pentingnya media sosial sebagai instrumen politik modern yang dapat mempengaruhi preferensi pemilih. “Mereka kelompok kritis tapi sekali memberi dukungan akan sangat militan dan ikut mempengaruhi opini publik,” tuturnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif