Soloraya
Senin, 30 Desember 2013 - 19:10 WIB

MESUM DI SOLO : Penjaga Tidur di Taman demi Halau Pelaku Mesum

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Taman Sekartaji di Jl Tentara Pelajar, Solo. (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Solo getol membangun taman. Padahal taman lama tak terurus, sebagian fasilitasnya rusak, bahkan taman itu dimanfaatkan untuk berbuat mesum pada malam hari. Kondisi itu tercermin pada Taman Sekartaji di Jl. Tentara Pelajar.

Tatkala kondisi taman Sekartaji tampak memprihatinkan karena kurang perhatian, Pemkot Solo justru membangun taman baru, sekitar 200 meter dari taman lama, pada 2013. Nilai anggarannya enggak tanggung-tanggung, yakni Rp1,4 miliar.

Advertisement

Padahal sebagaimana diungkap Tinah, 42, ibu beranak dua warga Kampung Gulon yang sering lewat di Jl. Tentara Pelajar, ia kerap malu sendiri kala melihat remaja bermesraan di tempat itu. “Taman itu memang dijarke [dibiarkan] tidak diurusi,” keluhnya.

Proyek taman baru di bantaran Kali Pepe itu mulai dikerjakan 12 Agustus 2013 dan selesai 9 Desember 2013. Secara fisik, taman Sekartaji baru lebih luas dibandingkan Taman Sekartaji lama dan fasilitasnya cukup lengkap. Ada dua gazebo lengkap dengan permainan anak di taman itu.

Katino, 59, sang penjaga taman terlihat duduk bersantai di gazebo. Dengan topi penutup kepalanya, warga Tegal Kuniran, Jebres, itu asyik menikmati sebatang rokok. Katino dipercaya CV. Mega Daya Abadi untuk menjaga taman baru itu selama enam bulan masa pemeliharaan, sebelum diserahkan ke Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP).

Advertisement

“Kalau di taman baru ini, saya tegas. Dulu, sempat ada delapan orang anak punk yang membawa dua perempuan di taman ini malam-malam. Mereka ini juga membawa minuman keras. Mereka saya datangi. Saya bilang, ‘atas nama keamanan RW, kalian bisa pergi tidak?’ Lalu mereka kabur. Pokoknya, kalau malam hari saya melarang ada aktivitas di taman ini. Saya sampai tidur di taman ini demi tanggung jawab,” aku Katino.

Kalau aktivitas di siang hari, Katino mempersilakan siapa pun datang. Tak sedikit remaja dan pelajar yang memanfaatkan taman itu untuk mengobrol dan berfoto-foto.

“Beberapa hari lalu, ada pelajar perempuan merokok di tempat ini. Ada lagi yang merusak mainan anak-anak dengan batu. Bibir ini tak pernah diam. Kalau tidak gitu, tidak bisa dijaga. Tangan-tangan jahil itu yang susah dikendalikan. Pilar bagus-bagus dicoreti dengan bolpoin dan spidol. Susah kan?” keluhnya.

Advertisement

Kondisi Taman Sekartaji yang menjadi ajang maksiat ditanggapi dingin Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Solo Hasta Gunawan saat ditemui Solopos.com, seusai dilantik jadi Ketua Pengurus Cabang 1135 FKPPI Solo di Gedung DPRD Solo, Sabtu. Hasta mengatakan tanggung jawab Taman Sekartaji itu masih di Badan Lingkungan Hidup (BLH). Setelah diserahterimakan ke pemkot, kata dia, taman itu baru menjadi tanggung jawab DKP dalam pemeliharaannya.

Hasta menyebut beberapa taman yang dipelihara DKP, seperti taman di Jl. Kapten Mulyadi sebelah selatan, taman kota di Laweyan. “Anggaran pemeliharaan taman itu tidak banyak, ya hanya ratusan juta rupiah. Untuk pembelian tanaman selama 2013, hanya habis Rp160 juta. Yang rusak-rusak itu karena belum diserahkan ke kami. Kalau ada taman yang disalahgunakan untuk lokasi mesum akan ditertibkan. Kami akan meminta bantuan linmas untuk melakukan patroli keliling setiap malam,” tuturnya.

Penyalahgunaan taman sebagai ajang mesum belum selesai ditangani, Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo justru berencana membangun taman lagi di sekitar Monumen 45 Banjarsari (Monjari) pada 2014. Pemkot sudah melombakan desain taman kota itu dan sudah ada pemenangnya.

“Anggarannya belum, baru DED [detail engineering design] dulu. Yang jelas, ke depan taman itu akan dikelola dengan baik. Kalau ada pengelolanya, tidak mungkin akan disalahgunakan,” akunya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif