Soloraya
Jumat, 27 Desember 2013 - 15:42 WIB

KELANGKAAN ELPIJI SOLORAYA : Elpiji Langka, Agen dan Pangkalan Disuruh Bungkam

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tabung Elpiji 3 Kg (JIBI/Dok)

Solopos.com, KLATEN — Beberapa hari setelah Klaten mengalami kelangkaan elpiji 3 kg, larangan untuk memberi statemen kepada wartawan beredar lewat pesan singkat atau SMS. Larangan itu diduga ditujukan kepada agen dan pangkalan yang sering menjadi narasumber wartawan.

Salah satu warga Klaten yang enggan disebutkan namanya mengaku menerima SMS dari nomor yang tidak dikenal pada Rabu (25/12/2013). Dalam SMS tersebut juga dicantumkan imbauan itu berasal dari PT Pertamina. Menurutnya, ada tiga poin yang terdapat dalam SMS tersebut.

Advertisement

“Ada tiga poin penting dalam SMS yang saya terima. Pertama, dilarang memberi tulisan gas habis. Kedua, jika tabung kosong diminta untuk dibalik. Ketiga, dilarang memberi keterangan kepada wartawan,” katanya kepada wartawan di daerah Klaten, Jumat. Dia mengaku heran kenapa sampai ada imbauan untuk memberi statemen kepada wartawan.

Kendati demikian, pihaknya belum yakin SMS tersebut berasal dari mana. Pasalnya, nomor HP yang dia terima juga tidak dia kenal. “Kalau untuk larangan memberi tulisan gas habis, saya pikir itu wajar supaya masyarakat tidak panik,” imbuhnya. Sedangkan, untuk membalik tabung gas, menurutnya, bertujuan agar masyarakat tidak kecele saat hendak membeli elpiji.

Sementara itu hingga Jumat, warga di  wilayah Jogonalan masih merasakan kelangkaan elpiji 3 kg. Salah satu warga Dukuhan, Wonoboyo, Jogonalan, Dalgito, 48, mengaku masih merasa kesulitan memperoleh elpiji. Padahal rumahnya tidak begitu jauh dengan pangkalan elpiji. “Sampai Jumat ini [kemarin] masih sulit mendapatkan elpiji, padahal kebutuhan memasak sangat mendesak,” kata Dalgito kepada Solopos.com di Klaten, Jumat.

Advertisement

Dia mengaku tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi tersebut. Kelangkaan juga terjadi di wilayah Delanggu. Salah satu pemilik warung di Karang, Delanggu, Kartini, 48, mengaku beberapa hari terakhir kesulitan mendapatkan elpiji. “Bahkan, kami terpaksa menggunakan kayu bakar untuk memasak. Sekarang elpiji harganya juga mahal, sampai Rp17.000/ tabung,” keluhnya.

Sementara, Kabag Perekonomian Setda Klaten, Pri Harsanto, memaparkan berdasarkan koordinasi dengan PT Pertamina dan agen, kelangkaan terjadi karena libur dropping pada Minggu (22/12/2013) dan Rabu (25/12/2013). “Oleh sebab itu, mulai Jumat ini, PT Pertamina melakukan extra dropping,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Jumat. Selain itu, PT Pertamina juga akan melakukan tambahan fakultatif 100% elpiji 3 kg pada pekan ini.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif