Soloraya
Kamis, 16 Mei 2024 - 06:20 WIB

KWT Dahlia Pucangsawit Pamerkan Camilan Ekstrem Ulat Jerman di Acara Dekranas

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Produk cemilan ulat jerman produksi KWT Dahlia Pucangsawit Solo yang dipamerkan di acara Dekranas. (Solopos.com/Ahmad Kurnia Sidik)

Solopos.com, SOLO – Kelompok Wanita Tani Dahlia Pucangsawit memamerkan camilan ekstrem berupa olahan ulat jerman pada perayaan HUT ke-44 Dekranas dan peringatan HKG ke-52 PKK yang digelar di Solo, mulai Selasa-Sabtu (14-18/5/2024).

Ketua KWT Dahlia Pucangsawit, Haryatmi menyampaikan bahwa pihaknya bisa berpartisipasi di agenda tersebut bergabung dengan Pawon Rempah Soloraya (Pareso).

Advertisement

Mamik, sapaan akrabnya, kemudian menjelaskan bahwa awalnya pada tiap rapat yang diikuti oleh KWT Dahlia Pucangsawit, Mamik selalu membawa ulat jerman yang sudah diolah menjadi camilan kering. Dari situ kemudian dia diajak untuk turut berpartisipasi menggelar pameran camilan ekstrem tersebut.

“Saat itu di rapat-rapat yang saya ikuti, pada tertarik dengan camilan ekstrem. Namun, ada yang memberi masukan untuk ditambah rempah-rempah, yaitu Ketua Pareso. Dan saya coba buat,” ungkap dia saat berbincang dengan Solopos.com di Hotel Indah Palace, Rabu (15/5/2024).

Advertisement

“Saat itu di rapat-rapat yang saya ikuti, pada tertarik dengan camilan ekstrem. Namun, ada yang memberi masukan untuk ditambah rempah-rempah, yaitu Ketua Pareso. Dan saya coba buat,” ungkap dia saat berbincang dengan Solopos.com di Hotel Indah Palace, Rabu (15/5/2024).

Mamik kebetulan menjaga stan pameran UMKM itu di Hotel Indah Palace, Serengan, Solo. Selain olahan ulat jerman itu, juga ada beberapa produk lainnya seperti jamu seduh, permen jahe, dan sebagainya.

Saat Solopos.com mencicipi camilan ekstrem itu, yang dirasakan semacam rasa gurih disertai pedas dan asin karena bumbu tambahan. Tidak ada rasa atau pun aroma yang tidak sedap dari camilan itu.

Advertisement

Mamik juga menjelaskan bahwa beberapa pengunjung yang baru pertama mencoba camilan itu juga awalnya merasa takut atau pun geli, namun ketika sudah dikunyah, perasaan takut itu hilang. Kata dia, hal itu diketahuinya dari raut wajah yang mencicipi dan sebagian dari pengakuan yang mencicipi itu.

Untuk harga, per kemasan ukuran 100 miligram, camilan ekstrem itu dijual Rp70.000. “Harus diakui memang mahal, karena prosesnya pun cukup lama dan harga bahan bakunya, yaitu ulat juga agak mahal,” kata Mamik.

Sementara itu, Ketua Pareso, Yerma saat dihubungi Solopos.com, Rabu (15/5/2024) sore menjelaskan bahwa Pareso merupakan sebuah asosiasi yang menaungi para produsen jamu se-Soloraya dengan berbagai macam jenis produk, baik minuman, makanan tradisional, produk kecantikan, produk rumah tangga harian, seperti sabun, sampo, detergen, aneka minyak pijat, aroma terapi, sampai produk-produk rempah lainnya.

Advertisement

“Pareso ini berdiri sejak dua tahun yang lalu tepatnya, 9 September 2022, dan disahkan dengan akta notaris tertanggal 9 Mei 2023,” kata Yerma.

Selain itu, Yerma juga menjelaskan bahwa setidaknya ada sekitar 55 produsen yang merupakan anggota Pareso yang tersebar se-Soloraya yang terlibat dalam acara HUT Dekranas dan peringatan HKG PKK saat ini. Dan itu terserah di setidaknya 10 hotel se-Solo.

“Semua produk anggota Pareso yang berupa jamu ready to drink, sirup, simplisia, tepung Pati Garut propolis, madu, camilan anti stunting yang ramah anak, bumbu-bumbu, teh, minuman probiotik, permen, dan sebagainya, yang diikutkan pameran kali ini,” pungkasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif