Soloraya
Kamis, 26 Desember 2013 - 21:11 WIB

Antisipasi Bencana, Sistem Informasi Senilai Rp1 Miliar dibangun di Lereng Merapi

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Harian Jogja)

Solopos.com, KLATEN — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten menyiapkan dana Rp1 miliar dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk pengadaan Sistem Informasi Kebencanaan (SIK).

Alat tersebut berupa radio komunikasi dengan solar cell atau tenaga surya. Menurut Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi (RR) BPBD Klaten, Wachju Adhy Pratomo, alat itu untuk mengurangi risiko bencana. SIK tersebut akan ditempatkan di Kecamatan Kemalang yang merupakan kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Merapi.

Advertisement

“Radio komunikasi ini akan dipasang di 13 desa di Kecamatan Kemalang sebagai peringatan dini jika terjadi bencana. Biasanya, saat terjadi bencana, pihak PLN memutuskan sambungan listrik sehingga komunikasi terputus. Untuk itulah, kami menggunakan solar cell sehingga komunikasi tetap berjalan walaupun tidak ada listrik,” katanya, Kamis (26/12/2013).

Ia menambahkan jika terjadi erupsi Merapi dan listrik terputus, maka komunikasi juga ikut terputus sehingga pihaknya tidak bisa memantau pengungsi yang masih berada di atas. Diharapkan, SIK tersebut bisa memudahkan komunikasi dari semua pihak. BPBD pun bisa memantau kondisi pengungsi di jalur evakuasi tengah, barat, dan timur.

Terpisah, Camat Kemalang, Bambang Haryoko, mengatakan saat ini sudah ada jaringan informasi yang dibangun oleh masyarakat melalui handy talky (HT) dan jaringan radio komunikasi lintas merapi. Menurutnya, radio komunikasi tersebut cukup efektif dan memadai sebagai jaringan komunikasi dari saat terjadi erupsi Merapi.

Advertisement

“Jaringan komunikasi yang ada saat ini sudah memadai dan cukup efektif untuk alat pemantauan dari para relawan. Tapi, masih ada kelemahan yakni radio pemancarnya berada di wilayah KRB di Desa Balerante dan Sidorejo. Saat terjadi erupsi merapi, pemancar itu tidak bisa digunakan karena terputus secara otomatis. Kalau BPBD berencana membangun pemancar, lebih baik di wilayah yang relatif aman sehingga masih bisa digunakan saat darurat,” katanya, Kamis.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif