Soloraya
Senin, 16 Desember 2013 - 16:17 WIB

SPANDUK PROVOKATIF BOYOLALI : "Lebih Baik Mutasi Ke Juwangi daripada Masuk Bui"

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Harian Jogja)

Solopos.com, BOYOLALI — Spanduk provokatif terus bermunculan di wilayah Boyolali. Senin (16/12/2013) pagi, warga Randusari, Teras, digegerkan spanduk yang dipasang tepat di pertigaan Randusari. Kali ini, spanduk yang berisi kata-kata provokatif tersebut ditujukan untuk Korps Pegawai Negeri Republik Indonesia (Korpri).

“Kado HUT KORPRI. Lebih Baik Mutasi Ke Juwangi. Dari Pada Masuk Bui Karena Relokasi.” Demikian bunyi spanduk tersebut yang juga disertai logo Korpri. Kalimat dalam spanduk tersebut cukup mengundang pertanyaan, karena mengaitkan Korpri dengan mutasi dan relokasi.

Advertisement

Sebelumnya, spanduk ilegal yang beredar lebih sering mencatut nama partai politik dan Bupati Boyolali, Seno Samodro. Dari informasi yang diterima Solopos.com, spanduk tersebut ditemukan di dua titik, yaitu pertigaan Randusari Teras dan depan pintu masuk Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Boyolali di komplek Kantor Pemkab Boyolali di Kemiri, Mojosongo.

Begitu mendapat laporan terkait beredarnya spanduk itu, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Boyolali, langsung turun tangan melakukan penertiban. Kepala Satpol PP Boyolali, SB Irianto, menyampaikan hingga Senin pagi baru dua titik pemasangan spanduk yang ditemui. Satpol PP mendapat informasi dari masyarakat dan dari anggota sendiri. “Tadi langsung kami turunkan.”

Menurut Irianto, spanduk yang sifatnya provokatif dan tidak layak untuk konsumsi publik, harus segera ditertibkan. “Ini adalah kesekian kalinya kami menertibkan spanduk yang kurang baik dikonsumsi publik. Kami ya memaklumi sebenarnya. Tetapi semestinya, masyarakat harus lebih dewasa dalam menghadapi suhu politik Boyolali saat ini,” kata Irianto, seusai penertiban.

Advertisement

Menurut dia, hal-hal semacam ini selalu sering muncul ketika suhu politik menghangat. “Tapi memang kata-kata dalam spanduk itu tidak bernuansa politik,” ujar dia.

Irianto melanjutkan, Satpol PP langsung melaporkan temua tersebut kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Boyolali, Sri Ardiningsih, yang juga Ketua Dewan Pembina Korpri Boyolali. “Bu Sekda sudah tahu,” kata dia.

Kepala Desa Randusari, Satu Budiyono, mengaku belum sempat melihat secara langsung spanduk tersebut. “Saya hanya dapat laporan dari warga. Begitu saya cek, sepertinya sudah ditertibkan oleh Satpol PP.”

Advertisement

Budiyono mengatakan, setelah munculnya spanduk tersebut di wilayahnya, maka pihaknya langsung berkoordinasi dengan seluruh RT dan kepala dusun yang ada di Randusari. “Kami minta mereka mengawasi lingkungannya masing-masing dan mengamankan wilayah kami dari pemasangan spanduk liar,” ujar Budiyono.

Pihaknya sangat menyayangkan pemasangan spanduk tersebut karena provokasi dalam spanduk tersebut bisa memicu suasana yang tidak kondusif.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif