News
Jumat, 13 Desember 2013 - 02:50 WIB

OSPEK ITN MALANG : Polisi Cari Keterkaitan Rekaman Video & Terbunuhnya Mahasiswa ITN

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Boy Rafli Amar (JIBI/Solopos/dok)

Solopos.com, JAKARTA— Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) bertekad menyelidiki keterkaitan antara video kekerasan yang mereka temukan dengan insiden tewasnya mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang Fikri Dolasmantya Surya, 13 Oktober 2013 silam. Kendati telah berlalu 2 bulan, baru kini terbunuhnya Fikri itu diselidiki intensif.

“Beberapa waktu lalu juga beredar adanya tayangan-tayangan kekerasan di samping hasil visum,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar saat melakukan konferensi pers terkait terbunuhnya mahasiswa asal Matarm Lombok itu di Jakarta, Kamis (12/12/2013). Dalam kesempatan tersebut, Polri memaparkan komitmen jajarannya mengusut kasus yang telah berlalu 2 bulan itu.

Advertisement

Boy menjelaskan hasil penyelidikan sementara belum menunjukkan adanya keterkaitan video kekerasan yang diduga diambil ketika ospek tersebut karena tidak ada sosok Fikri dalam video tersebut. “Hasil penyelidikan belum berkaitan langsung dengan kejadian, tidak menunjukkan adanya Fikri dalam video itu,” katanya.

Namun, dia mengatakan akan menyelidiki lebih lanjut apakah ada keterkaitan dalam video tersebut dengan meminta keterangan dari beberapa saksi, terutama dari pihak ITN. “Kita cocokkan penjelasan dari pihak Institut, mungkin akan ada konfirmasi apakah tayangan itu berkaitan dengan kegiatan penerimaan mahasiswa di sana,” katanya.

Boy juga belum bisa menyampaikan sebab-sebab kematian karena masih menunggu analisis dari tim medis dan ahli forensik. Fikri Dolasmantya Surya tewas ketika mengikuti kegiatan penerimaan mahasiswa baru ITN Malang orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek) berlabel nama Kemah Bakti Desa dan Temu Akrab di kawasan Pantai Gua China di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, 13 Oktober 2013 silam.

Advertisement

Fikri diduga dianiaya karena ketika diperiksa ditemukan ia dalam keadaan sakit dan mulutnya mengeluarkan busa pada saat melakukan kegiatan tersebut. Sebelumnya, Kapolsek Sumbermanjing Wetan AKP Farid Fathoni mengaku menelusuri apakah benar kematian mahasiswa baru asal Mataram itu karena luka-luka akibat kekerasan yang dilakukan seniornya selama mengikuti masa perpeloncoan.

“Orientasi bagi maba [mahasiswa baru] itu digelar mulai 9-12 Oktober 2013. Seharusnya orientasi ditutup pada hari Minggu (12/10), namun karena ada kejadian yang menewaskan salah satu maba,” katanya.

Ia menjelaskan pada saat kejadian, korban dari perkemahan bersama mahasiswa baru lain diajak berjalan kaki menuju daerah konservasi penyu hijau yang lokasinya sekitar 1 km dari camp. Pada saat berjalan kaki, lanjutnya, korban terjatuh, lalu terdengar suara dengkuran.

Advertisement

Korban sempat diperiksa tim medis panitia, namun apakah korban meninggal saat berada di camp atau dalam perjalanan menuju puskesmas, tidak diketahui. Yang pasti, panitia baru melaporkan insiden itu pada sore hari, sementara kejadiannya pada pagi hari.

Menurut Farid, korban sempat dibawa ke Puskesmas Sitiarjo, namun dirujuk ke Rumah Sakit Bokor Turen untuk selanjutnya dibawa ke puskesmas lagi. Setelah itu, panitia baru melaporkan kematian salah seorang peserta ospek itu kepada polisi di mapolsek setempat.

Setelah ada laporan, kata Farid, pihaknya langsung membawa korban ke RSSA Malang, namun keluarga korban menolak dilakukan autopsi terhadap korban. Meninggalnya Fikri diduga karena tindakan kekerasan panitia, bahkan foto-foto masa orientasi mahasiswa baru yang digelar di Gua China itu beredar luas di sosial media.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif