News
Jumat, 13 Desember 2013 - 01:20 WIB

OSPEK ITN MALANG : 2 Bulan Mahasiswa ITN Terbunuh, Polisi Baru Periksa 5 Saksi

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Brigjen Pol.Boy Rafli Amar (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Solopos.com, MALANG — Polisi Malang akhirnya mengusut juga kasus kematian mahasiswa Jurusan Planologi Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang Fikri Dolasmantya Surya. Langkah jelas itu baru diambil Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) setelah kasus kematian mahasiswa dalam perpeloncoan itu menjadi perhatian media massa, termasuk Solopos.com.

Perpeloncoan atau orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek) berujung maut yang Kemah Bakti Desa (KBD) itu sejatinya sudah berlangsung Oktober 2013 silam. Nyatanya, kasus kematian Fikri Dolasmantya Surya yang tercatat sebagai warga Jl. Sakura IV/117, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu berlalu begitu saja.

Advertisement

Persoalan itu baru menyeruak ke permukaan setelah ratusan mahasiswa asal Mataram yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Anti-Kekerasan berdemonstrasi dan diliput wartawan. Setelah kasus terbunuhnya Fikri Dolasmantya Surya menjadi konsumsi pemberitaan nasional, barulah polisi Malang bergerak sebagaimana mestimya.

Para petinggi polisi, Kamis (12/12/2013), muncul di hadapan publik Tanah Air demi mengumumkan langkah jajarannya memeriksa orang-orang yang dianggap sebagai saksi dari kasus yang telah berlalu dua bulan silam itu. Mulanya AKBP Adi Deriyan Jayamarta selaku kapolres mengungkapkan melalui Kantor Berita Antara bahwa para anggotanya telah memeriksa empat orang dalam kasus itu.

Advertisement

Para petinggi polisi, Kamis (12/12/2013), muncul di hadapan publik Tanah Air demi mengumumkan langkah jajarannya memeriksa orang-orang yang dianggap sebagai saksi dari kasus yang telah berlalu dua bulan silam itu. Mulanya AKBP Adi Deriyan Jayamarta selaku kapolres mengungkapkan melalui Kantor Berita Antara bahwa para anggotanya telah memeriksa empat orang dalam kasus itu.

Belakangan, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar menggelar konferensi pers di Jakarta. Ia tak menyebut empat orang tetapi lima saksi. “Ada lima saksi yang memberikan keterangan di Polres Malang,” ujarnya.

Kelima orang itu, menurut Boy, antara lain rekan-rekannya Fikri dan seorang bidan dari puskesmas tempat Fikri dilarikan saat diketahui sakit. “Mereka ini rekan-rekannya sendiri yang memberikan pertolongan juga dari bidan puskesmas,” katanya.

Advertisement

Boy juga belum bisa menyampaikan sebab-sebab kematian karena masih menunggu analisis dari tim medis dan ahli forensik. Fikri Dolasmantya Surya tewas ketika mengikuti kegiatan penerimaan mahasiswa baru ITN Malang Kemah Bakti Desa dan Temu Akrab di kawasan Pantai Goa China di Desa Sitiarjo Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang pada 13 Oktober 2013.

Fikri diduga dianiaya karena ketika diperiksa ditemukan ia dalam keadaan sakit dan mulutnya mengeluarkan busa pada saat melakukan kegiatan tersebut. Sebelumnya, Kapolsek Sumbermanjing Wetan AKP Farid Fathoni mengaku menelusuri apakah benar kematian mahasiswa baru asal Mataram itu karena luka-luka akibat kekerasan yang dilakukan seniornya selama mengikuti masa perpeloncoan.

“Orientasi bagi maba [mahasiswa baru] itu digelar mulai 9-12 Oktober 2013. Seharusnya orientasi ditutup pada hari Minggu (12/10), namun karena ada kejadian yang menewaskan salah satu maba,” katanya.

Advertisement

Ia menjelaskan pada saat kejadian, korban dari perkemahan bersama mahasiswa baru lain diajak berjalan kaki menuju daerah konservasi penyu hijau yang lokasinya sekitar 1 km dari camp. Pada saat berjalan kaki, lanjutnya, korban terjatuh, lalu terdengar suara dengkuran.

Korban sempat diperiksa tim medis panitia, namun apakah korban meninggal saat berada di camp atau dalam perjalanan menuju puskesmas, tidak diketahui. Yang pasti, panitia baru melaporkan insiden itu pada sore hari, sementara kejadiannya pada pagi hari.

Menurut Farid, korban sempat dibawa ke Puskesmas Sitiarjo, namun dirujuk ke Rumah Sakit Bokor Turen untuk selanjutnya dibawa ke puskesmas lagi. Setelah itu, panitia baru melaporkan kematian salah seorang peserta ospek itu kepada polisi di mapolsek setempat.

Advertisement

Setelah ada laporan, kata Farid, pihaknya langsung membawa korban ke RSSA Malang, namun keluarga korban menolak dilakukan autopsi terhadap korban. Meninggalnya Fikri diduga karena tindakan kekerasan panitia, bahkan foto-foto masa orientasi mahasiswa baru yang digelar di Gua China itu beredar luas di sosial media.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif