SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)
Harianjogja.com, KULOPROGO-Tanda tanya mengenai identitas nama Rumah Sakit Tipe D yang berada di Desa Banguncipto, Sentolo, Kulonprogo akhirnya terjawab. Pemerintah Kabupaten Kulonprogo memilih nama pahlawan Nyi Ageng Serang sebagai identitas pusat layanan kesehatan masyarakat itu.
Kepala Dinas Kesehatan Kulonprogo, Bambang Hariyatno mengatakan, pemilihan nama Nyi Ageng Serang bukan tanpa alasan. Menurut dia, hal tersebut sebagaimana usulan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X yang menghendaki pemberian nama berdasarkan unsur lokal daerah.
“Pemberian nama ini sesuai usulan Pak Gubernur. Sebenarnya belum akan kami umumkan, tapi malah wartawan sudah ada yang tahu,” ujar Bambang, Kamis (12/11/2013).
Bambang menandaskan, pihaknya mengupayakan rumah sakit sudah bisa beroperasi pada awal 2014 mendatang. Hal tersebut sekaligus untuk menyongsong mulai berlakunya program Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) di pusat layanan kesehatan.
Keberadaan rumah sakit tipe D, menurut dia, begitu penting guna mencegah adanya penumpukan pasien di RSUD ketika program BPJS sudah berjalan. “Jadi rumah sakit ini nanti sebagai salah satu rujukan apabila Puskesmas tidak sanggup menanggani,” tandasnya.
Pertama, lanjut Bambang, rumah sakit akan memiliki 25 kamar. Sementara berbagai fasilitas pendukung seperti ambulance dan sejumlah perlengkapan medis sudah dimiliki.
Sri Sultan pada saat peletakan batu pertama menekankan pengambilan nama rumah sakit itu dia harapkan sesuai dengan identitas lokal daerah. Hanya saat itu, dia enggan memberikan usulan nama secara instan saat Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo memberikan kesempatan agar Sultan berkenan memberikan nama.
Terpilihnya nama Nyi Ageng Serang sebagai identitas infrastruktur umum semakin melekatkan sosok tersebut di Kota Binangun. Kendati belum secara resmi ditetapkan, beberapa waktu lalu sudah santer terdengar bandara di Kulonprogo kelak juga bernama Nyi Ageng Serang.