Solopos.com, JAKARTA – Majalah terkemuka Amerika Serikatm Foreign Policy menempatkan Jokowi dalam jajaran tokoh dunia. Dia di urutan 39 dari 134 tokoh dunia.
Selain itu, Foreign Policy juga menulis kemungkinan majunya Jokowi pada Pilpres 2014. Popularitas Jokowi dalam sejumlah survei juga disebut.
Artikel tersebut menyatakan jika Jokowi maju dalam pilpres, kemungkinan besar dia akan menang.
Sementara itu, Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) menilai jika Jokowi tidak diusung PDIP, calon presiden (capres) dari Partai Gerindra Prabowo Subianto akan menangguk untung.
Sementara itu, Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) menilai jika Jokowi tidak diusung PDIP, calon presiden (capres) dari Partai Gerindra Prabowo Subianto akan menangguk untung.
Direktur Eksekutif SSS, Ari Nurcahyo, mengatakan kajian politik SSS atas 30 survei yang dilakukan oleh lembaga survei sepanjang 2013 menunjukkan bahwa tingkat elektabilitas Prabowo menempati posisi kedua setelah Jokowi.
“Kalau Jokowi tidak dicalonkan, Prabowo dan Gerindra yang diuntungkan karena tingkat elektabilitas keduanya [Prabowo dan Gerindra] akan naik,” ujarnya, di Jakarta, Kamis.
Menurutnya, tren politik yang berlangsung di Indonesia saat ini adalah pakem politik ketokohan, yaitu adanya korelasi yang kuat antara tokoh dan partai politik. Korelasi yang kuat ini menyebabkan tingkat elektabilitas suatu partai sangat dipengaruhi oleh tokoh yang diusung partai bersangkutan.
Jika Jokowi dicalonkan sebelum pemilu legislatif, ujar dia, tingkat elektabilitas PDIP bisa melejit di atas 20%. Sebaliknya, jika Jokowi belum dicalonkan PDIP sebelum pemilu legislatif, tingkat elektabilitas PDIP akan berada di bawah 20%.
Dalam kajian SSS, lima kandidat presiden yang paling potensial sepanjang 2013 secara berurutan adalah Jokowi, Prabowo, Aburizal Bakrie, Megawati Soekarnoputri, dan Wiranto.
Sementara itu, hasil survei Indo Barometer menyatakan Jokowi sebagai capres yang paling banyak disukai kalangan pemuda. Ketika dimintai tanggapan terkait hasil survei tersebut, Jokowi menanggapinya dengan santai. “Mungkin saya dipilih karena wajah saya ganteng atau karena wajah saya ndesa,” kata Jokowi.
Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, menyatakan untuk simulasi 13 nama capres jika menyertakan Jokowi maka nama mantan Wali Kota Solo itu diperkitakan akan menduduki posisi paling atas dan dipilih (39,2%), disusul Prabowo (12,8%) dan Aburizal Bakrie (12,1%). Sedangkan Megawati Soekarnoputri (8,7%), Wiranto (5,9%), dan calon-calon lainnya di bawah 1%.
Pemilih muda dengan usia 17-30 tahun adalah kelompok pemilih yang sangat penting dengan jumlah 64 juta atau sekitar 34% dari pemilih di 2014.
Para pemilih pemula itu, menurut survei Indikator Politik Indonesia, berpandangan politik uang sebagai suatu kewajaran (41,5%) dan yang menganggap tak wajar sebanyak 57,9%. Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi, menyimpulan toleransi pemilih terhadap politik uang cukup tinggi.