Soloraya
Kamis, 12 Desember 2013 - 18:20 WIB

REKAMAN BUPATI SENO : Bupati Klaim Mampu Kendalikan DPRD Boyolali

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Boyolali, Seno Samodro (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, BOYOLALI — Selain berbicara soal skenario efisiensi APBD 2014, pidato Bupati Boyolali, Seno Samodro, saat Hari Lahir (Harlah) Korpri 4 Desember lalu juga menunjukkan bahwa selama ini bupati mampu mengendalikan DPRD.

Dalam pidato yang beredar dalam bentuk rekaman, Seno bercerita soal mekanisme pengelolaan dana aspirasi bupati, yaitu Bantuan Hibah Bukan Komersil (BHBK) serta dana aspirasi DPRD yang disebut biaya bantuan sosial (BBS). Bupati mengklaim mampu mengendalikan dana bansos tersebut.

Advertisement

Wes kene, buka-bukaan wae. Bupati ki nduwe aspirasi jenenge BHBK. DPRD nduwe aspirasi jenengen BBS, biaya bantuan sosial. Ning, BBS kotake nunut bupati. Dadi anggota DPRD sing cacahe 45 iki duite kos nanggone bupati. Nah pembagiane piye? bupati 40, DPRD 60 persen ning dibagi 45. Sing kos karo sing nduwe kos koq okeh sing ngekos,” papar bupati dalam rekaman tersebut.

Kalimat tersebut juga dianjutkan bahwa meskipun PDI Perjuangan di DPRD hanya 14 orang, tetapi selalu bisa menang jika harus diadu dengan seluruh sisa kursi. “Ning bupati ki longgar. Nek tak critake ngene pak pulisi mak dek, waa iki ngko bansos bakalane diprikso. Yo jaksa ya polisi ya siapa saja. Dadi nek kepala desa ki do nyidat marka, wi ra trimo disemprit. Pertama dipanggil pak inspektorat. Kedua BAP mlebu polisi utowo jaksa. Cobanen wae. Mulo nyambut gawe yo sing lempeng. Yo cetha to, enam fraksi, siji mungsuh limo, sing menang sing siji.”

Saat ditemui Solopos.com, di ruang kerjanya, Kamis (12/12/2013), Bupati mengakui hal tersebut. Hal inilah yang kemudian menurutnya membuat setiap agenda pengesahan perda tidak pernah dilakukan voting. “Pasti musyawarah mufakat. Nek dijak voting ora ono sing wani. Wong sing dha vokal tur dha mbagusi yo okeh. Tapi mengko nang DPRD, omongane beda, aku manut kowe ya Pak [Bupati],” kata Seno.

Advertisement

Soal pernyataan BBS yang “indekos” di BHBK, Bupati juga mengakuinya. Bahkan anggota DPRD yang tidak sejalan dengan Bupati tidak akan bisa mendapatkan “voucher”, atau istilah untuk jatah dana bansos. Klaim Seno mengendalikan DPRD juga diperkuat dengan kata-katanya yang juga terekam saat pidato Harlah Kopri pekan lalu.

“Berbicara masalah politik, nek kowe maca koran saiki ki merinding. Tapi Bupati punya strategi. Contoh yang paling cetha adalah perda perangkat desa. Di DPRD itu ada enam fraksi yang mendukung hanya fraski PDI Perjuangan, sing limo nolak. Ning yo akhire ki menang sing siji. Lha wong bupatine ampuh kowe ki piye?” kata bupati dalam rekaman itu.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif