Soloraya
Kamis, 12 Desember 2013 - 20:19 WIB

Peminat Transmigrasi Wonogiri Meningkat

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto rumah transmigran. (JIBI/dok)

Solopos.com, WONOGIRI—Data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Wonogiri menyatakan animo penduduk Wonogiri untuk transmigrasi ke daerah lain masih tinggi. Namun, justru di 2014 mendatang, ada pengurangan kuota transmigran dari pemerintah pusat sebesar 50 persen dari jumlah kuoto tahun ini.

Alasan pengurangan kuota itu didasarkan keputusan dari kementerian pusat yang memberikan kesempatan kabupaten untuk bertransmigrasi. Padahal, data pendaftar yang masuk di Disnakertrans hingga akhir tahun ini mencapai 86 kepala keluarga (KK). Jika dihitung dari kuota pemberangkatan transmigran 2013 yang hanya 30 kk, maka untuk 2014 nanti jumlah transmigran yang bakal diberangkatkan hanya 15 kk.

Advertisement

“2014 akan dikurangi 50 persen dari tahun ini [2013], hanya 15 kk dari jumlah pendaftar yang masuk. Mereka nantinya akan ditempatkan ke daerah kabupaten pemekaran di Kalimantan Barat dan Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah,” ujar Kepala Disnakertrans Wonogiri, Sri Wiyoso saat ditemui solopos.com di kantornya, Kamis (12/12/2013).

Ia menambahkan sebelum diberangkatkan, para transmigran akan dibekali ketrampilan guna memberikan peluang usaha mencari penghasilan di daerah yang dituju, sambil menunggu mereka mampu memiliki penghasilan tetap sendiri, meskipun pemerintah akan menyediakan tempat tinggal dan membiayai hidup.

“Pemerintah dalam hal itu akan menyediakan rumah atau lahan yang bisa digarap untuk sementara waktu,” paparnya.

Advertisement

Namun di sisi lain, Disnakertrans mengakui sulit untuk mendeteksi total para transmigran asal Wonogiri berada di daerah lain, atau transmigrasi tidak resmi tanpa melalui Disnakertrans. Selama ini pihaknya juga mendeteksi dari jumlah permintaan kartu Angkatan Kerja (AK) atau lebih dikenal dengan kartu kuning.

Ia menyampaikan angka pengangguran di Wonogiri juga terbilang cukup tinggi. Persentasenya, sekitar 10 hingga 20 persen dari jumlah penduduk penduduk di Wonogiri yang mencapai 1,2 juta, atau sekitar 32.000 orang. Dengan jumlah sebesar itu, minat penduduk di Wonogiri masih tinggi untuk mengadu nasib di kota lain.

“Jumlah itu adalah pengangguran terbuka, artinya mereka belum memiliki pekerjaan apa. Belum lagi ditambah 40 persen penduduk yang terbilan setengah menganggur,” bebernya.

Advertisement

Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Wonogiri, Joko Purwanto, mengatakan masalah transmigrasi harus benar-benar dipahami masyarakat. Karena, selama ini ia melihat ada pemahaman yang salah dari transmigran. Mereka para transmigran mengajukan diri untuk menetap ke dareah lain yang lebih terpencil. Keingingan itu diikuti harapan untuk mendapatkan sesuatu yang baru, misalnya penghasilan yang besar.

“Harapan dan kenyataan transmigran itu beda, ketika ditempat yang baru, mereka justru terisolir, malah tidak berkembang. Pemahaman transmigrasi harus dipahami,” jelasnya.
Ia berpendapat, pemerintah menggenjot sosialisasi kepada angkatan kerja penduduk Wonogiri lebih produktif dan mengurangi minat untuk bertransmigrasi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif