Soloraya
Rabu, 11 Desember 2013 - 00:10 WIB

DUGAAN PENCABULAN UNSA : Dosen Unsa Dituduh Terima Gratifikasi Seksual

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi mahasiswa korban pelecehan dosen (thegrandnarrative.com)

Solopos.com, KARANGANYAR — Kampus Bumi Bengawan Universitas Surakarta (Unsa) bergolak menyusul tersebarnya kabar adanya pencabulan oleh salah seorang dosen setempat terhadap mahasiswinya. Dosen itu disebut-sebut telah menerima gratifikasi seksual saat mahasiswi yang bersangkutan melakukan konsultasi skripsi.

Menyusul tersebarnya kabar itu, mahasiswa dimotori Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsa Boby Eka Ramadani sempat berencana menggelar demonstrasi di kampus mereka, Senin (10/12) pagi. Nyatanya, belum sempat berorasi di depan kampus, perwakilan mahasiswa yang menemui petinggi perguruan tinggi di ruang rektorat menemui titik temu.

Advertisement

Dalam audiensi itu, perwakilan mahasiswa berhasil memaksa pihak rektorat berjanji memberikan sanksi terhadap staf pengajar di Jurusan Teknik Informatika itu. Rektor Margono dan Pembantu Rektor III Yitno Puguh Martono, menurut perwakilan mahasiswa, telah menandatangani kesepakatan mencopot dosen itu paling lambat akhir tahun 2013 ini.

Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsa Boby Eka Ramadani kepada wartawan di Kampus Unsa, Palur, Karanganyar, Selasa (10/12/2013), mengonfirmasi kabar tersebut. “Tapi mohon maaf, surat kesepakatan itu tidak bisa kami perlihatkan kepada media. Ini sudah menjadi komitmen bersama,” tukasnya.

Boby Eka Ramadani menerangkan protes mahasiswa dipicu rasa jengah mereka yang memuncak. Dosen berinisial BEP itu, selama ini, dinilai Unsa telah melakukan banyak kesalahan fatal sebagai staf pendidik. Bahkan berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, pada 2010, BEP diduga telah mencabuli mahasiswinya berinisial Dn.

Advertisement

Pencabulan dosen Unsa terhadap mahasiswi berinisial Dn itu dilakukan sebagai gratifikasi seks saat mahasiswi yang bersangkutan melakukan konsultasi skripsi. Akibat perbuatannya itu, Dn disebut-sebut mengalami trauma hingga kini.

Lelaki yang pernah menduduki jabatan sebagai ketua program studi Teknik Informatika tersebut juga diduga pernah melakukan kekerasan verbal terhadap mahasiswi lain. Di kalangan mahasiswa, dosen tersebut dikenal memiliki tabiat buruk saat menyampaikan kuliah.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif