Soloraya
Selasa, 10 Desember 2013 - 18:09 WIB

KISAH KORBAN BALAP MAUT SRAGEN : Impian Miliki Bengkel di Kalimantan Pupus

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi balap liar. (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SRAGEN — Cita-cita Bambang Jodi Hermawan, 18, pemuda asal Kedungbulus, Desa Kandangsapi, Jenar, Sragen, untuk memiliki bengkel sepeda motor di Kalimantan, pupus. Kecelakaan fatal akibat aksi balap liar di jalan Tegrat-Tangkil, Senin (2/12/2013) malam merenggut nyawa siswa SMK Kosgoro 1 Sragen tersebut.

Ayah korban, Joko Suwarso, 42, menuturkan dirinya mengetahui Bambang meninggal setelah dihubungi salah satu teman korban yang juga masih kerabat keluarganya seusai kejadian. “Antara pukul 22.30 WIB, Senin, saya dikabari kejadian itu. Senin pagi dia masih sekolah. Sudah pulang, antara pukul 14.00 WIB bersama teman-temannya berangkat dan pamit menonton balapan. Saat itu naik sepeda motor temannya, sementara motor Bambang ditinggal di rumah,” ungkap Joko di rumahnya, Selasa (10/12/2013).

Advertisement

Joko beserta istrinya, Harsi, 37, awalnya tak menyangka jika sulung dari tiga bersaudara itu menjadi joki balap liar. “Saya tidak pernah mengizinkan untuk menjadi joki balap karena berisiko. Setahu saya itu setiap keluar hanya nonton saja, bukan jadi joki,” terangnya. Keduanya baru mengetahui setelah mendatangi Mapolres Sragen seusai kejadian itu. Dari informasi yang didapat, Joko mengungkapkan Bambang diketahui pernah menjadi joki pada balapan resmi yang digelar di Sragen serta Solo. “Resmi itu ikut tiga kali lomba di Sragen, satu kali di Solo. Semuanya menang terus,” katanya.

Menurut Joko, Bambang memang memiliki kecintaan terhadap dunia balap serta utak-atik mesin sepeda motor. “Nomor 012# itu kesayangannya. Tidak tahu maksudnya apa,” imbuhnya. Joko menuturkan keinginan untuk sekolah balap pernah disampaikan Bambang. “Saat masih SMP, itu punya cita-cita menjadi pembalap dan ingin sekolah balap. Selaku orangtua, kami semayani untuk sementara sekolah di SMK dulu. Memang dia sangat suka utak-atik mesin. Hobi motor itu sudah ada sejak kecil,” kisah Joko yang siang itu bersama Harsi.

Bambang yang sudah duduk di kelas XII itu juga pernah menyampaikan keinginan untuk memiliki bengkel sepeda motor seusai tamat SMK. “Dia pernah menyampaikan keinginan mengembangkan diri dengan buka bengkel di Kalimantan. Itu inisiatif dia sendiri,” urai dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif