Soloraya
Jumat, 6 Desember 2013 - 09:41 WIB

RELOKASI RSU BANYUDONO : Pemkab Boyolali Bidik Pemerataan Layanan Kesehatan

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, BOYOLALI — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali mengklaim relokasi Rumah Sakit Umum (RSU) Banyudono ke Andong sebagai upaya Pemkab dalam memeratakan layanan kesehatan.

Kendati disebut belum terlalu mendesak, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Yulianto Prabowo, menegaskan bahwa upaya relokasi itu berpedoman pada prinsip pemerataan layanan.

Advertisement

“Sebenarnya ini adalah konteks pemerataan saja. RSU Banyudono dalam perkembangannya cukup bagus dan kualitas layanannya hampir menyamai RSUD Pandanarang, Boyolali,” kata Yulianto, saat ditemui Solopos.com, di ruang kerjanya, Kamis (5/12/2013).

Diakuinya, dulu tidak ada yang salah saat memilih membangun RSU di Banyudono, karena RSU Banyudono dulu dibuka sebagai rumah sakit kecil. Dengan perkembangan saat ini, terutama layanan RSU Banyudono yang mendekati layanan kelas C, maka pemkab mulai fokus agar salah satu rumah sakit umum milik pemerintah daerah itu bisa dikembangkan di Boyolali utara.

Advertisement

Diakuinya, dulu tidak ada yang salah saat memilih membangun RSU di Banyudono, karena RSU Banyudono dulu dibuka sebagai rumah sakit kecil. Dengan perkembangan saat ini, terutama layanan RSU Banyudono yang mendekati layanan kelas C, maka pemkab mulai fokus agar salah satu rumah sakit umum milik pemerintah daerah itu bisa dikembangkan di Boyolali utara.

Selama ini, masyarakat Boyolali bagian utara masih kesulitan mengakses layanan kesehatan sekelas rumah sakit yang milik pemda.  “Ada satu rumah sakit di Karanggede tapi itu punya swasta.”

Untuk warga Juwangi, sampai Kedungombo, jika ingin mendapatkan layanan rumah sakit biasanya lari ke Purwodadi, kemudian daerah Andong itu lebih banyak berobat ke rumah sakit di Gemolong, Sragen. “Jadi kan kasihan mereka kalau harus ke luar daerah.”

Advertisement

“Dengan geografi Boyolali yang memanjang dan medan yang luas, jadi kami akan bagi layanan kesehatan jadi tiga zona. Zona selatan nanti bisa dilayani di RSUD Pandanarang, zona tengah di RSU Simo dan zona utara di RSU yang nanti ada di Andong.”

Sekarang ini, dua rumah sakit milik pemda sama-sama berkembang di wilayah selatan. Tanpa memperhatikan adanya persaiangan antara dua rumah sakit, menurut Yulianto, tetap harus ada pemerataan.

Saat disinggung soal alternatif menambah rumah sakit di daerah Andong, Yulianto justru menegaskan bahwa Pemkab Boyolali tidak mungkin menambah lagi jumlah rumah sakit. Karena menurutnya, tiga itu sudah sangat banyak. “Tidak ada kabupaten atau kota di Indonesia yang punya rumah sakit daerah sampai tiga. Rata-rata hanya satu bahkan banyak yang tidak punya RSUD. Kalau kami menambah, takutnya semakin membebani anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).”

Advertisement

Soal tenaga medis yang ada di RSU Banyudono nanti akan secara otomotis ikut boyong ke Andong. Pihaknya belum bisa memberikan gambaran target oprasional RSU yang ada di Andong nanti. “Prinsipnya kalau sudah selesai dibangun ya langsung pindahan.”

Mengenai rencana pemanfaatan RSU Banyudono kedepannya, Yulianto akan serahkan sepenuhnya kepada kebijakan Pemkab Boyolali selanjutnya. “Kami belum tahu, kami ikut kebijakan pemkab saja.”

Kabar relokasi RSU Banyudono ke Andong, rupanya sudah santer terdengar di kalangan masyarakat dan pasien yang biasa berobat ke rumah sakit tersebut. Salah seorang pasien, warga Tropayan, Jipangan, Banyudono, Sadono, mengaku sudah mendapat informasi seputar relokasi tersebut. “Saya malah dengar dari petugas-petugas di puskesmas. Ya tidak masalah bagi kami kalau itu sudah jadi kemauan pemerintah.”

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif