Soloraya
Jumat, 6 Desember 2013 - 13:13 WIB

Belajar Kebersamaan dari Lomba Belut...

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kajari Wonogiri, Muhaji (kiri, membungkuk), mengambil belut untuk diserahkan kepada Kapolres Wonogiri, AKBP Tanti Septiyani kemudian secara estafet menyerahkan belut itu ke pimpinan muspida yang lain di acara olahraga bersama di halaman GOR Giri Mandala, Wonogiri, Jumat (6/12/2013). (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)


Kajari Wonogiri, Muhaji (kiri, membungkuk), mengambil belut
untuk diserahkan kepada Kapolres Wonogiri, AKBP Tanti Septiyani kemudian secara estafet menyerahkan belut itu ke pimpinan muspida yang lain di acara olahraga bersama di halaman GOR Giri Mandala, Wonogiri, Jumat (6/12/2013). (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Halaman Gedung Olahraga (GOR) Giri Mandala, Wonogiri menjadi saksi bisu kebersamaan dan tak adanya tirai di antara pemimpin dengan anak buah.

Advertisement

Pada Jumat (6/12/2013), pimpinan Muspida Wonogiri mulai dari Ketua DPRD Wonogiri, Wawan Setya Nugraha, Kajari Wonogiri, Muhaji, Dandim 0728/Wonogiri, Letkol (Inf) Mirza Eka Junaedi dan Kapolres Wonogiri, AKBP Tanti Septiyani berkumpul bersuka-cita bersama anak buah lintas satuan.

Suasana penuh keakraban tergambar di pagi itu. Awalnya para pimpinan duduk di kursi empuk melihat atraksi lomba yang diikuti anak buahnya. Mereka melihat anak buahnya bersuka ria mengikuti lomba bakiak raksasa. Gelak tawa pecah saat di antara peserta lomba terjatuh. Posisi jatuhnya pun menumpuk karena satu bakiak diisi oleh lima orang.

Tetapi seiring jarum jam menunjuk angka 08.15 WIB, pimpinan Muspida Wonogiri turun dan ikut dalam lomba. Yang dipilih adalah estafet memindahkan belut dari ember berisi air ke ember yang masih kosong. Ada lima peserta di masing-masing tim. Pimpinan bertanding atau bermusuhan dengan anak buahnya. Kajari Wonogiri yang menjadi pioner di tim muspida mengambil satu per satu belut yang licin untuk diserahkan kepada Kapolres.

Advertisement

“Satu-satu aja dulu Pak Kajari,” ujar Kapolres mengingatkan sembari menyerahkan belut yang ditangan kepada Ketua DPRD Wonogiri.

Saking ingin cepat dan ingin menang, belut yang di ambil pun terlepas. Belut yang dipegang Kapolres jatuh. Upaya saling membantu dilakukan agar Kapolres tak bekerja sendiri mengamankan belut. Kerukunan di antara pimpinan Muspida pada olahraga bersama ini diharapkan menjadi simbol kerukunan pekerjaan.


Peserta dari lintassatuan mengikuti lomba bakiak bersama pada ajang olahraga bersama di halaman GOR Giri Mandala, Wonogiri, Jumat (6/12/2013). (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Advertisement

Hasil akhir, tim pimpinan muspida kalah dengan anak buahnya. Tim muspida mampu memindahkan belut sebanyak sembilan ekor sedangkan anak buah mampu memindahkan sebelas ekor belut.  Secara sportif, tim pemenang bersalaman dan tersenyum. Pemenang di setiap lomba langsung mendapatkan hadiah yang sudah disiapkan panitia.

Selain estafet belut dan bakiak raksasa, juga digelar olahraga bersama cabang bulutangkis, voli dan tenis lapangan. Kasubbag Humas Polres Wonogiri, Siti Aminah menyatakan, olahraga bersama menjadi agenda rutin.

“Kebersamaan dan kerukunan menjadi filosofi Pancasila dan UUD 1945. Kerukunan seperti ini diharapkan menjadi kunci menjaga kondisi suatu daerah.”

Lomba estafet belut ini, menjadi sarana untuk mengakrabkan di antara pemimpin dengan anak buah. Tak ada pemimpin jika tak ada anak buah demikian sebaliknya, tak akan disebut anak buah jika tidak ada pemimpin.  Untuk itu, di antara pemimpin dan anak buah merupakan satu kesatuan yang saling menunjang. Bukan saling menyalahkan tetapi saling membantu sehingga tujuan tercapai. Filosofi lomba belut diharapkan mampu membangun kebersamaan selamanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif