Jogja
Rabu, 4 Desember 2013 - 11:10 WIB

Tujuh Mayat Korban Kapal Tenggelam Diidentifikasi

Redaksi Solopos.com  /  Wisnu Wardhana  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kapal tenggelam (JIBI/Harian Jogja/Dok.)

Harianjogja.com, SLEMAN-Polda DIY telah selesai melakukan identifikasi terhadap tujuh mayat yang ditemukan pada peristiwa tenggelamnya kapal di Pantai Ngrenehan, Kanigoro Saptosari beberapa waktu lalu. Selain itu proses pencarian secara resmi dihentikan meski masih ada dua awak yang belum diketemukan.

Kabid Dokkes Polda DIY AKBP Didiet Setioboedi menyatakan dalam melakukan identifikasi terhadap ketujuh mayat tim Disaster Victim Identification (DVI) menempuh beberapa fase. Antara lain olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), Ante Mortem, Post Mortem, Rekonsiliasi dan Fase Debriefing. Fase itu bertujuan untuk mendukung data secara akurat.

Advertisement

Hasilnya lanjut dia, tubuh yang ditemukan pertama merupakan jasad Sutaryo berdasarkan visual korban yang masih bisa dikenali. Kedua, jasad Hendrix yang teridentifikasi melalui tatto lengan kanan dan kiri serta dada dan ciri gigi. Ketiga, Yanto melalui sidik jari. Keempat jasad Alexander diidentifikasi berdasarkan ciri gigi dan ciri khusus pada ibu jari kaki. Kelima, Riyatno, melalui sidik jari. Jasad keenam teridentifikasi bernama Johan Taca Hatu melalui properti yang digunakan berupa celana pendek kotak-kotak serta ciri fisik berjambang lebat dan bertato di lengan bertuliskan “JT”. Sedangkan jasad terakhir yang didapatkan terakhir teridentifikasi bernama Karel Maulany berdasarkan tes DNA.

“Butuh waktu lumayan lama, karena kami dipengaruhi oleh faktor minimnya SDM sebagai DVI practisioner dan expert. Serta sarana prasarana kurang optimal,” ungkapnya dalam jumpa pers di Kedokteran Forensik, RSUP Sardjito, Selasa (3/12/2013).

Kapolres Gunungkidul AKBP Faried Zulkarnain menambahkan operasi pencarian telah resmi dihentikan meski masih ada dua awak kapal lagi yang belum diketemukan. Keduanya adalah Tarip dan Masudik. Selain itu, lanjutnya, berdasarkan olah TKP ditetapkan penyebab kapal tenggelam karena cuaca buruk serta mesin mati. Ia menegaskan tidak ada sabotase terkait tenggelamnya kapal tersebut.

Advertisement

Faried membenarkan jika berdasarkan pantauan SAR Baron Gunungkidul awak kapal sempat meminta bantuan. Kendati demikian tingginya ombak membuat SAR dan Polairud tidak dapat melakukan tindakan nyata ke arah pertolongan. “Memang ada SAR yang melihat saat itu tetapi karena keterbatasan peralatan dan cuaca yang tidak memungkinkan SAR tidak bisa berbuat banyak,” ujarnya.

Bahkan, kata Kapolres, pihaknya masih menyimpan video detik-detik tenggelamnya kapal tersebut yang diabadikan oleh warga sekitar pesisir selatan. “Saya menyimpan video itu, dan sangat tidak memungkinkan ketika itu akan melakukan penyelamatan karena tingginya gelombang,” imbuh dia.

Hingga saat ini kepolisian belum bisa mengevakuasi bangkai kapal tersebut. Karena sudah terlalu menepi, jika kapal lain melakukan penarikan kedalaman pantai tidak memungkinkan.

Advertisement

Sementara itu salah satu keluarga korban turut hadir ke Forensik Sardjito kemarin. Mereka adalah keluarga korban Yatno dan Riyatno asal Mundu, Cirebon. Hasanudin, paman korban menyampaikan Yatno baru dibawa pulang kemarin dan akan dikebumikan hari ini. Keduanya korban, ucapnya, sudah lebih dari 10 tahun bekerja di kapal dan pulang setahun sekali. “Dia biasanya mancing tugasnya kalau di dalam awak kapal,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif