News
Rabu, 4 Desember 2013 - 18:50 WIB

Terlalu Rendah, Produksi Gula Nasional Tak Bisa Cukupi Kebutuhan

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi

Harianjogja.com, JOGJA–Meski diklaim mencukupi kebutuhan gula untuk rumah tangga, namun kebutuhan total gula total tak bisa dicukupi dari produksi gula nasional.  Pertumbuhan industri gula di Indonesia masih belum menunjukan kemajuan bahkan relatif stagnan dan tidak banyak mengalami kenaikan.

Produksi gula pada 2012 lalu baru tercapai 2,59 juta ton. Jumlah ini baru bisa menutupi kebutuhan gula untuk rumah tangga yang mencapai 2,5 ton pada tahun yang sama.

Advertisement

“Memang kalau untuk industri, kebutuhan gula belum terpenuhi,” ujar Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan dalam pembukaan International Workshop Achieving Sugar Self Sufficiency, Rabu (4/12/2013) di Hyatt Regency Jogja.

Meski begitu Rusman menyebut  swasembada gula sudah tercapai. Pencapaian ini dilihat dari sisi kebutuhan konsumsi gula di rumah tangga telah mencukupi dan terpenuhi.

Produktivitas gula berbasis tebu di dalam negeri memiliki jumlah yang hampir sama dengan kebutuhan konsumsi gula rumah tangga.

Advertisement

“Tahun depan diprediksi kebutuhan gula rumah tangga dapat meningkat hingga tiga juta ton. Sedangkan untuk industri bisa mencapai 2,7 juta ton,” imbuh Rusman.

Kondisi produksi gula dalam negeri saat ini tentu masih sangat jauh untuk dapat mencapai swasembada gula seperti yang ditargetkan pemerintah di tahun depan.

Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia Aris Toharisman mengatakan Indonesia malah mengalami kemunduran dari sisi produksi. Dahulu Indonesia pernah menjadi eksportir gula terbesar kedua setelah Kuba di tahun 1930-an. Tetapi kemudian secara berangsur-angsur keadaannya menjadi terbalik, dari negara eksportir menjadi negara importir.

Advertisement

“Oleh karena itu keinginan atau target dari pemerintah untuk melakukan swasembada gula perlu didukung. Katakanlah pencapaian sasaran yang cukup lama tidak juga menjadi kenyataan tentu perlu belajar banyak terutama dari negara-negara itu,” jelas Aris, Rabu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif