News
Rabu, 4 Desember 2013 - 18:40 WIB

3 Ketua PMII Ditangkap Gara-Gara Sambut SBY

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi demonstrasi aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Solopos.com, PAMEKASAN — Jajaran Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), Rabu (4/12/2013), melakukan tindakan represif terhadap tiga aktivis mahasiswa yang merupakan pimpinan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di 3 kota Pulau Madura. Para aktivis mahasiswa itu ditangkapi gara-gara menyambut kehadiran Presiden Susilo bambang Yudhoyono (SNY) dengan demonstrasi.

Aksi represif Polri itu dilaksanakan jajaran Polres Sampang, Madura, Jawa Timur. Mereka mula-mula melarang para aktivis mahasiswa itu berdemonstrasi menyambut kehadiran kehadiran Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono dan para menteri yang mengiringi saat melakukan kunjungan kerja di Sampang.

Advertisement

Atas nama demokrasi, para aktivis mahasiswa tetap berdemonstrasi. Sebagai reaksi, polisi yang didampingi tentara melakukan tindak represif. Bentrok pun pecah, lalu atas nama ketertiban dan keamanan maka aparat pun menangkapi pengunjuk rasa. Tiga ketua PMII di 3 kota Pulau Madura dicokok.

“Tiga aktivis yang ditangkap petugas ini semuanya ketua umum dari masing-masing cabang di tiga kabupaten di Madura,” ungkap juru bicara PMII Pamekasan Moh Elman. Ketiga orang aktivis PMII yang ditangkap petugas itu, masing-masing Ketua PMII Sumenep Imam Syafii, Ketua PMII Pamekasan Sidiq dan Ketua PMII Sampang Saifullah.

Sebelumnya, para pengawal penguasa yang terdiri atas gerombolan polisi dan tentara melarang para aktivis mahasiswa melakukan kegiatan yang menurut mereka berpotensi mengganggu kegiatan kepala negara di Madura. Dianggap bertentangan dengan demokrasi, permintaan tangan panjang kekuasaan itu diabaikan.

Advertisement

Mahasiswa bahkan menyatukan barisan dengan berunjuk rasa bersama-sama. Dengan kompak, ketiga representasi massa dari 3 kabupaten bergantian antara tiga kabupaten yang hendak dikunjungi Presiden SBY. “Kami sebenarnya hanya mengamankan saja, agar mereka tidak melakukan kegiatan yang mengganggu tugas-tugas kepala negara,” kilah Kapolres Sampang AKBP Imran Edwin Siregar.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif