Lifestyle
Selasa, 3 Desember 2013 - 17:26 WIB

Waspada, Air Kemasan Botol dan Gelas Plastik Bisa Picu Migrain

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi. (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Harianjogja.com, JAKARTA-Belakangan kampanye pengurangan konsumsi air dari kemasan plastik, baik botolan maupun gelas makin gencar dilakukan. Tak lain karena kandungan zat kimiawi bernama BPA yang ditengarai mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan. Yang terbaru, BPA dituding juga menyebabkan migrain.

Sebelumnya BPA telah dikaitkan dengan sejumlah gangguan kesehatan semacam obesitas, serangan jantung hingga mandul. Namun studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Toxicological Sciences ini membuktikan jika efek negatif paparan BPA juga bisa menyebabkan sakit kepala akut.

Advertisement

Tim peneliti dari University of Kansas ini pun melakukan sejumlah percobaan klinis untuk mengurangi paparan BPA dan efeknya terhadap penderita migrain di lab. Dengan menggunakan subjek tikus, peneliti berupaya membuat gambaran paparan BPA terhadap manusia.

Peneliti lalu mengamati perilaku sejumlah tikus yang separuh di antaranya terpapar BPA satu kali setiap tiga hari. Dalam setengah jam, tikus yang terpapar BPA menjadi tak begitu aktif, cenderung menghindari suara bising maupun paparan cahaya yang kuat, mudah terkejut, serta memperlihatkan tanda-tanda nyeri kepala.

Tak hanya itu, pada otak tikus yang terpapar juga tampak terjadi peningkatan kadar hormon estrogen. Padahal migrain telah lama dikaitkan dengan perubahan kadar hormon seks wanita itu secara mendadak, yang ditirukan oleh BPA.

Advertisement

“Pendekatan perilaku yang kami gunakan memang dirancang untuk menirukan berbagai gejala yang dialami manusia selama terjadinya serangan migrain. Dan disini secara perlahan tampak tikus-tikus yang terpapar BPA mulai memperlihatkan perilaku seperti manusia yang terserang migrain,” lapor peneliti seperti dilansir Daily Mail, Senin (2/11/2013).

Dari situ peneliti menyimpulkan bahwa BPA mempunyai kemampuan untuk menguatkan gejala yang biasanya didiagnosis sebagai suatu gangguan kesehatan tertentu pada pasien manusia. Ini artinya paparan BPA dapat meningkatkan kasus berikut kecenderungan seseorang pada gangguan kesehatan yang dimaksud.

Studi sebelumnya juga telah memastikan temuan ini dengan melibatkan beberapa keluarga dari San Fransisco, AS yang terpapar BPA dari konsumsi makanan kalengan, minum dari air mineral botolan, minum dari pendingin air yang ada di kantoran, makan di luar rumah serta makan masakan yang dioven lalu dikemas dalam plastik.

Advertisement

Partisipan ini kemudian diminta mengubah pola makannya dengan ‘makanan segar’, dan hasilnya terlihat penurunan kandungan BPA dalam urine mereka yang signifikan karena hingga mencapai 66 persen hanya setelah tiga hari mengurangi paparan makanan/minuman yang dikemas dengan BPA.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif