News
Selasa, 3 Desember 2013 - 04:21 WIB

PRODUKSI MIGAS : SKK Migas Ragu Target Produksi Tercapai

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Logo SKK Migas (skkmigas.go.id)

Solopos,com, SURABAYA — Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas (SKK Migas) ragu target produksi minyak 870.000 barel per hari pada 2014 tercapai menyusul mundurnya produksi Blok Cepu.

Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis SKK Migas Lambok Hutahuruk menguraikan target produksi pada 2014 870.000 barel per hari dengan asumsi produksi puncak Blok Cepu Agustus 2014 bisa 165.000 barel per hari. Namun, kontraktor minta perpanjangan dua bulan.

Advertisement

“Ya karena ini mundur ya kita lihat lah,” jelasnya di sela-sela diskusi percepatan produksi migas di Surabaya, Senin (2/12/2013).

SKK Migas, sambungnya, belum mengajukan revisi target terkait permintaan kontraktor. Meski demikian, belum ditentukan pula langkah alternatif agar target tercapai. “Mudah-mudahan ada solusi, tapi kami tetap minta sesuai target,” tambahnya.

Adapun soal produksi 2013, Lambok optimistis bisa memenuhi target 830.000 barel per hari. Meski sampai November lalu realisasi masih 828.000 barel per hari. Dalam perkembangan lain, Pertamina EP berproduksi lebih sedikit di 2013 akibat penurunan produksi sumur eksploitasi.

Advertisement

Direktur Produksi dan Operasi Pertamina EP, Beni J. Ibradi, menguraikan pada 2012 produksi perseroan 123.000 barel per hari. Sedangkan pada 2013 realisasi produksi 121.000 barel per hari dari target 122.000 barel per hari. “Kami turun akibat penurunan produksi utamanya di Sukowati. Tapi masih ada waktu untuk mengejar target,” jelasnya.

Adapun pada 2014, kata dia, produksi ditargetkan 128.000 barel per hari. Pada periode yang sama, perseroan juga memulai eksplorasi Blok Nona di Bojonegoro. “Mungkin sekitar Maret atau Agustus mulai eksplorasi dan setelah itu baru terlihat layak atau tidak secara keekonomian,” tambahnya. Kegiatan itu dianggarkan US$4 juta-US$5 juta.

Bupati Bojonegoro Suyoto mengingatkan momen politik 2014 bisa saja menghambat target produksi minyak dan gas. Pasalnya, setiap isu migas menjadi komoditas politik, semisal soal perizinan, bagi hasil ke daerah maka dipastikan ada kendala. “Kalau ada orang politik bermain isu migas, pasti ada kendala,” tegasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif