Soloraya
Selasa, 3 Desember 2013 - 06:44 WIB

PERTANIAN SRAGEN : Tanam Tak Serempak, Petani Merugi

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi petani. (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Solopos.com, SRAGEN — Lantaran masa tanam tak serempak, sebagian petani di wilayah Sidodadi, Masaran, Sragen merugi. Hal ini disebabkan curah hujan tinggi saat petani melakukan panen.

Kepala Desa Sidodadi, Ngatimin, menjelaskan di wilayahnya terdapat sekitar 270 hektare lahan pertanian. Dia mengakui para petani di wilayahnya tak melakukan tanam serentak. Sebagian petani memilih melakukan masa tanam dua pekan lebih awal.

Advertisement

Disampaikannya, petani yang panen lebih awal hanya bisa mendapat hasil Rp9 juta untuk setiap bidang sawah yang ditanami padi. “Luas lahan pertanian di sini ada sekitar 270 hektare. Di separuh lahan itu, harga gabah anjlok. Setiap satu patok hanya dihargai sekitar Rp9 juta,” jelas Ngatimin saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (2/12/2013).

Dia menambahkan para petani yang panen dua pekan setelah panen pertama mampu meraup untung tinggi. “Dua pekan setelahnya para petani lain baru mulai panen. Harganya naik lagi menjadi Rp11 juta/patok,” katanya.

Ngatimin menjelaskan perbedaan harga tebasan tersebut lantaran curah hujan yang sempat tinggi. Alhasil, kondisi tersebut mempengaruhi harga jual gabah. “Pada panen awal dari bakul merasa merugi karena awal-awal itu sempat turun hujan lama. Sementara, pada panen selanjutnya cuaca kembali cerah dalam beberapa hari. Akhirnya, harga gabah bisa tinggi,” ungkap dia.

Advertisement

Salah satu petani di Kedungrejo, Sidodadi, Sukir, menuturkan petani di wilayahnya masih mampu meraup untung lebih lantaran harga gabah masih tinggi saat panen. “Saat panen harga gabahnya tetap. Karena di sini masih terang saat petani panen. Untuk harga gabahnya sekitar 4.300/kilogram untuk satu patok sawah seluas 3.300 meter persegi,” urai dia.

Sebelumnya, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Masaran, Sugiharto, menjelaskan setidaknya terdapat tiga kelompok petani di wilayah Masaran yang panen saat curah hujan tinggi. Disampaikannya, curah hujan tinggi menyebabkan harga gabah sempat turun hingga Rp3.750/kilogram. “Panen sebelum hujan itu harga gabah mencapai Rp4.500/kilogram,” jelasnya saat ditemui akhir pekan lalu.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif