Solopos.com, SUKOHARJO--Patung Proklamator Indonesia, Ir. Soekarno yang dipasang di tugu bundaran Tanjunganom, Kecamatan Grogol ternyata hanya terbuat dari fiberglass (serat kaca). Patung tersebut telah diturunkan pada Minggu (1/12/2013), kemudian akan diganti dengan patung berukuran lebih besar berharga sekitar Rp200 juta.
Salah seorang pekerja yang tengah menyelesaikan detail bundaran tempat patung Ir. Soekarno berdiri, Maijo, 53, ketika ditemui solopos.com, Senin (2/12/2013), mengatakan patung yang selama ini berada di atas bundaran telah diturunkan sehari sebelumnya.
Menurut informasi yang diterimanya, patung tersebut akan diganti patung Ir. Soekarno berukuran lebih besar. “Saya ikut menurunkan patung tersebut. Patung diturunkan Minggu pagi,” ujarnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sukoharjo, Achmad Hufroni, ketika ditemui wartawan di gedung DPRD Sukoharjo, Senin siang, membenarkan jika patung lama akan diganti dengan patung yang lebih besar. Selama ini, kata dia, patung yang terpasang di bundaran Tanjung Anom hanya digunakan untuk peresmian Jl. Ir. Soekarno pada 19 Januari 2013.
“Patung yang baru berukuran seperti patung Pandawa di Solo Baru. Bahannya juga sama dengan patung Pandawa. Anggarannya Rp200 juta,” ujarnya.
Menurutnya, patung Ir. Soekarno yang baru sedang dalam proses pengerjaan. Pihaknya telah memesan patung tersebut ke Bali. Rencananya, pekan kedua Desember, patung baru akan dipasang.
“Bentuknya mungkin agak beda dari patung yang lama,” kata dia.
Ketua Komisi III DPRD Sukoharjo, Nurjayanto, menjelaskan alokasi dana pengadaan patung tersebut sudah dianggarkan sejak lama. Menurutnya, patung Ir. Soekarno yang sudah diambil oleh DPU itu terbuat dari fiberglass. “Kalau patung yang baru itu bahannya dari semen. Saat ini patung sedang dipesan ke Bali.
Alokasi dana patung ini masuk pos anggaran pengadaan barang. Jadi namanya pengadaan patung,” ujar politisi PDIP tersebut kepada wartawan, Senin.
Namun, sekretaris Komisi III DPRD Sukoharjo, Sunoto, menyatakan dengan tegas jika masalah pengadaan patung itu tidak pernah dibahas dalam rapat komisi III. Ia bahkan menegaskan penggantian patung dan anggaran yang digunakan tidak ia ketahui.
“Saya tidak tahu ada anggarannya, kecuali masuk pos anggaran yang lain. Yang jelas Komisi III tidak pernah diajak bicara. Bagi saya, itu tanggung jawa eksekutif. Saya rasa, pemerintah tidak akan berani mengganti patung jika belum ada anggarannya. Waktu peresmian nama jalan saja kami tidak diundang,” pungkasnya kepada wartawan, Senin.